EVIE NAMINA

Hidup adalah perjalanan Bukan pertandingan Bekerjalah demi masa depan Sebelum datang penyesalan Nestapa di kandung badan Bersatulah wahai pemuda  Membangun bangsa Indonesia Tanpa mengeluh dan merekayasa Demi satu, bhinneka tunggal Ika Berbeda tetapi tetap satu jua Walau diri bukanlah ningrat Semangat tak boleh berkarat Tekad jangan sekarat Tangguh! tumbuhlah menjadi kuat Untuk Indonesia hebat Kobarkan semangat pada dunia Banggalah terlahir sebagai Indonesia Bertanah air, berbangsa, dan berbahasa  Sebab kuncupnya harapan bangsa Mekarnya adalah cita-cita dunia Kemajuan bangsa di genggamanmu Raihlah mimpi tanpa menipu Ibu Pertiwi tersenyum tersipu Melihat kejujuran menyatu padu Ridho Tuhan melekat di qolbu Bangkitlah! wahai tunas bangsaku Berdiri tanpa riya Berjalan tanpa amurka Duduk tanpa angkuhnya Hidup tanpa sia-sia Ya, kalian! pemuda milinial Rawatlah hati agar tak terpental Tak tergelincir lisan dan akal Terjaga kebaikan moral Di atas dunia yang kian brutal Yang muda yang berkarya A

Inilah kehidupan itu....! Saat hati berkata ingin, namun Allah berkata tunggu. Maka bersabarlah, bahwa Allah sangat tahu tentang segala kepentingan hidupmu. Saat air mata harus menetes, namun Allah berkata tersenyumlah. Maka belajarlah ikhlas, sebab Allah lebih tahu bagaimana kondisi dirimu. Saat segalanya terasa membosankan, namun Allah berkata teruslah melangkah. Ingatlah! Bahwa duniamu masih memiliki sisa waktu. Jadi janganlah kau sia-siakan ke dalam kehancuran itu. Kita merancang, Allah juga merancang. Akan tetapi, perancangan Allah itu lebih baik dari apapun. Jangan mengeluh dengan kegamanganmu. Lihat kupu-kupu, apakah ia tercipta langsung indah dalam pandangan matamu? Tidak. Maka dari itu, jangan berburuk sangka dulu terhadap ketetapan Allah yang menghampiri jalanmu. Sebab sesuatu yang buruk menurut kita, tetapi baik menurut Allah. Allah yang lebih mengerti tentang semua itu.  Buat kamu, jangan berkecil hati apabila jalanmu sedang buntu. Buat kamu, jangan merasa selalu tersakiti

Apa kabar hatimu hari ini? Masihkah ia bersih dari debu-debu kelabu? Debu kehidupan akan kian pekat warnanya, jika tidak engkau bersihkan setiap saat. Masihkah ia seperti embun? Yang senantiasa bening, namun tetap merunduk di pucuk-pucuk daun pagi hari. Masihkah ia setegar karang? yang berdiri tegar menantang gelombang kehidupan. Masihkah ia sehangat mentari? Yang menghangatkan sekitarnya. Ataukah ia sedang kelabu? Dirundung awan mendung yang disertai gerimis. Ataukah ia sedang gulita? Gelap, tanpa cahaya penunjuk arah. Ataukah ia sedang rapuh? Terhempas, tak kuasa menahan besarnya gelombang hidup. Ataukah ia sedang beku? Seperti es, setiap yang mendekat enggan menyentuhnya. Apa kabar hatimu hari ini? Masihkah cahaya taqwa bertahta disana, atau mungkin justru syahwat yang sedang gagah berkuasa disana. Ah! Hanya dirimu sendirilah yang bisa menghejanya. Hanya dirimu sendirilah yang bisa membacanya. Menerawang dan menelaahnya, tentang kabar hatimu hari ini.  Dalam hadits yang cukup panjan