Belajar Dari Tukang Parkir

Dari jauh terlihat sesosok pria paruh baya  dengan mengenakan baju seragam oranye bertuliskan "PARKIR" sedang mengarahkan sebuah mobil masuk ke areal perparkiran.

Dengan suara lantang bagaikan seorang komandan upacara dia berteriak : "Terussss, terusss.... Kiriiii.... Kiriiii... Maju sedikit... Oke sippp... Di-pre yah Bos (jangan rem tangan)...."

Tidak peduli dengan teriknya matahari, tidak gentar oleh derasnya air hujan yang turun, mereka terus bekerja pagi, siang & malam untuk mencari sesuap nasi & segenggam uang recehan.

Banyak yang nakal dan curang waktu parkir, namun tidak sedikit yang berperilaku amat baik, sopan dan bertanggung jawab. Sesungguhnya profesi seorang tukang parkir tidak berbeda jauh dengan kehidupan manusia.

Lihatlah bagaimana sibuknya mereka harus mengatur, menjaga dan melindungi mobil-mobil yang diparkir di areal parkir wilayahnya agar tertata rapi dan tidak sembrawutan.

Tidak peduli seberapa banyak, seberapa berharga, seberapa penting dan seberapa mahal mobil yang "dikuasai", namun tetaplah bukan milik mereka. Semua itu hanya titipan dari pemilik mobil.

Tidak ada bedanya dengan kehidupan kita. Semua yang kita miliki, yang kita kuasai, yang melekat di badan kita dan yang berlabelkan nama kita, semuanya hanyalah merupakan titipan belaka. Saat berakhir kontrak perjanjian hidup dengan Sang Pencipta, kita harus rela melepaskan dari genggaman.

Ingatlah, semua yang dinamakan titipan, pasti akan diambil kembali oleh pemiliknya. Saat diambil oleh pemilik sahnya, titipan tersebut harus tetap terjaga, terpelihara, terawat, sama persis seperti ketika dititipkan.

Apabila tidak terjaga, tidak terpelihara, tidak terawat, mengalami kerusakan, tersenggol atau tergores dan tidak mulus lagi, maka sang pemilik akan marah, menuding kita sebagai orang yang tidak bertanggung jawab dan akhirnya tidak akan mempercayai kita lagi. Tidak sedikit yang akan menuntut pertanggungjawaban kita.

Tidak boleh sekalipun, terbersit dalam pikiran untuk merampas sebagian atau semua barang titipan. Semuanya harus utuh dikembalikan kepada pemiliknya.

Lantas, manakah dari bagian kehidupan ini yang bukan merupakan titipan?

Harta dan kekayaan, jabatan dan kekuasaan, bahkan semua orang tersayang merupakan titipan Tuhan untuk memberi warna dan menyemarakkan kehidupan kita. Semuanya hanya bersifat sementara. Tidak ada yang kekal abadi.

Janganlah merasa memiliki, sebab semua itu hanyalah titipan, yang sewaktu-waktu dapat hilang sirna saat Sang Pemilik berniat mengambilnya kembali.

Be Wise and Be Positif Thinking Always😇😇😇



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan