Golden Moment Anak

Hari ini saya kembali ingin berbagi tulisan dan cerita, tentang percakapan antara saya dan sahabat saya mengenai golden moment anak. Sederhana sih ceritanya, tapi semoga bisa ada manfaat dan pelajaran yang dapat di petik di dalamnya.

======©©=====

Ceritanya beberapa hari yang lalu saya dapat telp dari seorang sahabat lama, yg lama bgt sdh loss contact, krn no beliau yg sdh tdk aktif keberadaannya. Hari ini tiba2 ada telp masuk ke ponsel saya dgn nomor tak dikenal, dan ternyata pemilik suara tersebut adalah sosok seorang Gina. Sahabat lama sewaktu kuliah S1, yang dulu ku kenal lewat sebuah organisasi bernama FES (Forum Ekonomi Syariah). Lewat telpon tersebut banyak sekali yg kami ceritakan, mulai dari bernostalgia sampai bernostal gila hahaa..😂 Mengingat masa-masa indah ketika kami kuliah dan berorganisasi, serasa kami berada di alamnya. Bercanda kesana kemari, serasa pagi ini dunia milik kami. Padahal dunia ini milik Allah ya😊 Yang tak luput dari obrolan kami adalah cerita Gina tentang anak2nya, yang kini sdh 2 dan mulai beranjak SD dan SMP. Bahkan tdk ketinggalan sampai tentang cerita kariernya di salah satu perusahaan BUMN ternama, yang menurut saya keren sekali posisinya.. Dan saya pun sebagai sahabatnya, ikut senang mendengar aliran cerita2nya. 

"Wah luar biasa ya kamu Gin, sdh sukses jadi wanita karier sekarang. Saya ikut bangga dengarnya. Barokallah karna sekarang kamu sdh jadi kepala bagian, semoga semua urusanmu dimudahkan oleh Allah SWT. Lama gak pernah kedengaran kabarnya, tahu2 sudah luar biasa saja kamu" timpal saya dengan begitu antusias menyambut senang ceritanya.  

"Aamiin, terima kasih Vi. Semoga begitu juga dengan dirimu Vi, akhirnya cita2 jadi dosen bisa tercapai juga ya" jawab Gina dari seberang sana.  

"Terus klo kamu kerja anakmu dengan siapa Gin" tanyaku kembali pada Gina.

"Anakku dengan baby sisternya di rumah. Terkadang klo baby sisternya sdg cuti, klo aku kerja mereka aku titipkan ke rumah nenek/kakeknya, klo gak sempat nganter kesana terkadang aku masukkan ke playgroup IT (Islam Terpadu) dekat kantor" jawab Gina.

"Itu setiap hari Gin? Terus kamu klo pulang kerja jam berapa? Kataku kembali.

"Ya begitulah, senin-jum'at klo gak ada deadline atau dinas luar, pulangnya ya normal jam 5 sdh di rumah. Sementara klo sabtu masuknya cuma setengah hari. Cuma minggu doang yang kosong Vi. Hampir seluruh waktuku ada di kantor. Tapi mau gimana lagi, demi masa depan si buah hati dan tanggung jawab terhadap tempat kerjaku saat ini,......dst" jelas Gina dgn panjang lebarnya.

"Berarti anakmu hampir setiap hari di tinggal kerja sama ayah bundanya, dan hanya malam dan minggu saja bisa kumpul dgn waktu banyak, itupun klo gak ada dinas luar ya Gin" Timpalku kembali.

"Yup betul. Bahkan dulu pernah anakku yg pertama ketika masuk usia TK pernah protes sama ayah bundanya. Katanya, Ayah saja yang kerja sampe malam, bunda jangan. Bunda boleh kerja, tapi berangkatnya nunggu abang bangun dan selesai sarapan, trs bunda pulangnya jgn sore2 apalagi sampai malam. Masa abang sarapannya ditemaninnya sama si mbak terus. Tapi sekarang sdh SMP, insya Allah dia sudah paham Vi" jawab Gina.

"Masya Allah perjuangan banget ya Gin. Semoga Allah selalu melindungi keluargamu dan anak2mu" Kataku kepada Gina.

"Aamiin ya robbal alamiin" Doa Gina menyambut perkataanku.

==****==

Tak terasa hampir satu jam kami ngobrol ngalor ngidul dari A sampai Z, Gina menemani perjalananku menuju kampus tercinta. Di tengah cengkerama kami berdua, tiba2 dari sebrang sana Gina berkomentar menawarkan sesuatu untuk diriku, sahabatnya. Katanya....,

"Vi kamu mau gak kerja di BUMN tempatku kerja, gajinya lumayan 4-5jt/bulan, blm lagi ada tambahannya kalau pas ada job deadline alias lemburan. Kebetulan kita lagi butuh orang, dan wanita yg dicari. Untuk posisi asisten legal. Klo mau nanti aku bantu masukin, aku akan rekomendasikan dirimu ke temanku. Karna aku anggap dirimu cocok di posisi itu, pas kan jurusanmu jg hukum bisnis. Dan juga nanti klo pas ikut suami gak susah2 lagi cari kerjaan. Kan katanya nanti mau pindah homebase ikut suami" tawar Gina dengan sopannya.

"Hemm, gimana ya Gina. Anakku masih kecil, masih usia 1 tahun 8 bulan. Masih masa2 golden moment. Masih butuh bgt perhatian mamahnya secara fulltime. Tergiur sih, tapi galau rasanya hahaha.." jawabku kepada Gina sambil tertawa dengan renyahnya.

****

Walaupun mata&telinga terang mendengar tawaran Gina utk pekerjaan dengan penghasilannya yg besar, tetapi untuk hati ini jujur belum bisa seterang mata dan telinga. Karena hati masih berat meninggalkan buah hati tercinta, apalagi harus fulltime setiap harinya. Kemudian diri ini pun lagi2 bertanya, seraya utk kembali memastikan sebuah penjelasan dari perkataan seorang Gina.

"Tiap hari kerjanya harus full time ya Gin, terus mau gak mau kita harus pake acara overtime krn kejar2an sama deadline, dan itu pasti ada kan di stp minggunya? btw kerjanya boleh bawa anak gak? Hahaha😂 Bla bla bla.. Klo kerjanya harus full time kemudian ditambah harus pake overtime plus kejar2an sama deadline, apalagi klo gak boleh bawa anak ke kantor, dan harus ninggalin anak setiap hari, rasanya gimana gitu... masih terasa berat bgt buat saya utk menerimanya Gin. Tapi terima kasih sekali untuk tawarannya, klo saja saya belum punya anak pasti langsung saya hajar itu tawaran" jawabku sederhana.

"Kenapa Vi berat dengan anak? Kan kalau pun full time kerjanya, utk masalah anak kita bisa ambil baby sister, jadi anak tetap terjaga, dan klo pun lembur tetap ada yg jagain, anak kita tetap aman", celoteh Gina menyakinkan. 

"Itu sih pendapat kamu Gin, karena sudah biasa bagi kamu. Tapi tidak untuk saya. Saya berat, klo saya harus melewati golden moment anak saya dengan harus meninggalkannya setiap hari. Terlebih lagi harus mempercayakan pengasuhannya kepada baby sister. Meninggalkan anak kerja sehari saja, klo meninggalkannya full seharian walaupun di  rumah ditinggal sama nenek/kakeknya kadang hati gak tega, kepikiran dan kangen, apalagi harus meninggalkannya setiap hari. Gak sanggup Gin. Saat ini, bagi saya golden moment anak lebih penting dibandingkan membangun karier. Utk masalah karier biarlah dia mengalir prosesnya dgn sendirinya. Setelah lepas golden momentnya. Utk saat ini saya msh happy dgn pekerjaan dosen saja. Maaf ya Gin. Karena beda orang, beda tangan, dan pasti juga akan beda cara pengasuhannya. Bukan berarti saya tidak percaya pada orang lain ya" penjelasanku kepada Gina.

"Begitu ya, baiklah klo begitu Vi" jawab Gina singkat.

****

Begitulah obrolan selayang pandang pagi ini. Meyeringai mengiringi indahnya mentari. Sejuk dan indah tercipta, silaturahmi kembali ada. Semoga Allah memberkati dan melindungi setiap langkah kaki kita. 

Aamiin Allahumma Aamiin🙏🙏

*****

Mendengar nominal angka segitu sih, jujur mata dan telinga pasti langsung melek dan sangat terang ya rasanya mak, siapa sih dan orang mana sih yang gak suka dengan penghasilan segitu perbulannya? Apalagi emak2, ya kan? Punya penghasilan segitu tiap bulannya, dari hasil kerja sendiri, bisa buat kita ngapain2 aja. Tapi yang positif ya. Mau sedekah bisa bebas sebanyak2nya, bisa pergi ke salon tiap bulannya, sampe shoping untuk anak semaunya. Tanpa harus minta izin sama pak suami, untuk pengeluarannya. Karena uangnya dari hasil dan punya kita sendiri. Atau uang gajinya ditabung semuanya. Dan kebutuhan rumah tangga kita pake uang dari penghasilan pak suami. Iya gak? Tapi klo harus meninggalkan anak secara fulltime setiap hari kerjanya, apalagi menyerahkan pengasuhan anak dari pagi sampai sore kepada baby sister di rumah, rasanya maaf tidak untuk saya. Meninggalkan anak sehari saja, seharian dgn nenek/kakeknya saja, merasa hati tidak enak dan kangen rasanya, apalagi setiap hari😁

Golden moment anak tidak bisa terulang utk kedua kalinya. Akan tetapi membangun karier bisa diulang kapan saja, karena ilmu yg kita punya sifatnya sepanjang masa. Dan bisa berkembang dan dikembangkan kapan dan dimana saja. Selagi kita sehat, dan mau sedikit bersabar saja. Allah pasti melihat niat baik kita. Bagi saya mendampingi anak di masa golden momentnya, adalah pilihan yang utama. Dan paling penting masanya. Alhamdulillah saya masih nyaman dgn pekerjaan saat ini, yang jam kerjanya sangat fleksible sangat dan tidak menyita waktu banyak keberadaannya. Dan yg paling penting, point yg sangat saya sukai adalah jikalau mau, kita boleh bawa anak di saat kerja. Artinya kita tetap bisa me time dan mengawasi masa golden momentnya. Juga tidak dituntut untuk hadir full time di setiap harinya. Terima kasih kampusku tercinta, telah memperbolehkan kami para emak2 utk bekerja sambil membawa buah hati tercinta😊 Biarlah karier itu mengalir dengan sendirinya, tanpa harus mengorbankan waktu untuk golden moment sang buah hati tercinta. 

Dan inilah saya😊

Lantas....bagaimana dengan anda semua?

Klo pendapat kalian bagaimana?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan