Pintu Hidayah #2

 Cerbung....

(Bagian kedua)

Malam nanti  ingin ku urai semua misteri, berharap esok atau lusa ku dapat temukan damainya diri. Dan mampu segera keluar dari kemelut hati yang mengusik jiwa saat ini. Pelan-pelan ku beranjak pergi, meninggalkan jejak kepada lautan dan pegunungan yang sejak tadi menyeringai senyuman tanpa arti. Cukup sudah menurutku hanya sampai hari ini saja, karna masih ada yang harus kulalui setelah kejadian ini. Perjalananku masih panjang sekali. Namun belum saja sempat badan ini berdiri untuk beranjak pergi dari tempat duduk ini, tiba-tiba dari kejauhan  suara Zahwa  memekikkan telingaku. Tanpa basa-basi mengagetkan dan membuyarkan lamunan sore ini.

"Duar, nona Maysa kok ngelamun aja. Awas kesambet jin laut lho nanti hahaha.." (suara khas Zahwa memecahkan suasana lamunan sore ini)

"Zahwa ini ya suka banget bikin kaget orang. Siapa yang melamun, asal tebak aja dirimu. Yang ada  kamu tuh yang hobi ngelamun sambil buat puisi roman picisan" (jawabku sesuka hati)

"Terus apa dong namanya kalau bukan melamun, soalnya dari tadi aku  amati dari jauh dirimu itu diam saja. Seperti patung di atas batu karang. Diam aja. Tidak  seperti biasanya. Tidak suka-sukanya tingkahmu seperti itu. Biasanya kan kamu seperti ulet nangka, gak ada diamnya klo udah ketemu pantai dan pegunungan hahaha" (sindir Zahwa)

"Ye enak saja menyamakan diriku sama ulet nangka, apa tidak ada istilah  yang lebih bagus selain itu. Dan orang diam saja bukan juga berarti melamun kan Zahwa? " (Elakku)

"Iya ya, terserah kamu sajalah Maysa. Yang terpenting kamu bahagia. O iya May  bagaimana tentang pertanyaanku yang kemarin, masa gak dijawab-jawab sih. Hayoooo  lagi galau ya. Resah dan gelisah menunggu disini. Padahal sudah dari bulan yang lalu aku menunggu jawaban darimu. Galaunya jangan lama-lama dong May, aku kan jadi tidak ada teman diskusi disini. Apalah aku tanpamu, aku kan masih butuh jawaban atas semua pertanyaanku. Aku masih menunggumu untuk setia hahaha". (Ledek Zahwa sekenanya)

"Uwek, kok tiba-tiba aku ingin muntah ya mendengar perkataan terakhirmu Zahwa. Berasa seperti mabuk laut hahaha.. By the way pertanyaan yang mana sih, bukan kah semua pertanyaan yang waktu itu  sudah kita diskusikan semua sejak kemarin di kamar hotel. Sampai-sampai kita tidur jam satu malam". (Jawabku kembali meledek)

"Iya betul sih, tapi itu yg kita bahas baru dua pertanyaan May. Pertama pertanyaan tentang cinta dalam kajian Islam  dan kedua tentang hobi kita masing-masing.  Dan masih ada satu pertanyaan lagi yg belum terselesaikan. Sebelum nanti menyusul juga pertanyaan-pertanyaan yang lainnya. Sekalian aku ingin belajar denganmu Maysa". (Jawab Zahwa dengan pelan)

"Pertanyaan yang mana lagi sih ya Zahwa? Memang mau berapa banyak lagi pertanyaannya. Udah kayak soal ujian sekolah aja ada pertanyaan susulan. Sudah jam setengah lima sore nih, aku mau mandi biar fresh. Masalah pertanyaanmu nanti malam saja ya kita bahasnya di kamar, oke!". (jawabku  sekenanya)

"Maysa ayolah, please. Sebentar aja gak sampe berjam-jam juga kok. Aku ingin diskusi sebentar saja. Biar tidak penasaran. Nih, baca dong ini biar ingat. Sengaja aku tulis di kertas, karna ku duga kamu pasti lupa". (Jawab Zahwa sambil menyodorkan secarik kertas).

"Oh pertanyaan ini, astagfirullah... ya Allah maafkan aku Zahwa. Bukannya aku tidak mau menjawab, hanya sajakan semalam sudah terlalu malam, untuk kita melanjutkan ke pertanyaan yang ini. Dan mataku juga sudah tak bersahabat untuk diajak jaga guna menyelesaikan semua diskusi kita". Jawabku setelah membaca sebuah pertanyaan di secarik kertas yang bertuliskan...'bagaimana cara kita untuk mendapatkan hidayah Illahi? Apakah benar jilbab itu hukumnya wajib bagi wanita? Dan bagaimana jilbab yang sesuai dengan kaidah syar'i itu?''.

MasyaAllah, jantungku langsung berdegub membaca pertanyaan yang ada di dalam kertas yang diberikan Zahwa kepadaku. Ku pandang wajah sahabatku Zahwa yang kini duduk di hadapanku, seraya berkata, "Zahwa kamu serius dengan semua pertanyaanmu ini? Kamu serius mau belajar tentang semua ini?" Tak percaya rasanya, melihat Zahwa yang begitu sangat mengharapkan sekali jawaban dari semua pertanyaan itu. Biasanya dia terlalu cuek dan tidak pernah mau peduli dengan pakaian syar'i. Baginya syar'i atau tidak, itu sama sekali tak mempengaruhi diri yang terpenting pakaian sopan dan rapi. Sudah selesai baginya. Terlebih apalagi untuk urusan jilbab syar'i. Selalu no comment Zahwa tentang ini. Namun hari ini, ada yang berbeda disini. Dan ini merupakan hal istimewa yang aku dapati. Tanpa ku ketahui, diam-diam ternyata Zahwa mulai mencari hidayah Illahi, dan mencari tahu tentang ilmu jilbab. Ada bahagia menyelimuti, menyeruak rongga dada ini. Ada rasa bahagia membaca semua pertanyaan Zahwa sore ini. Diam-diam rasa bahagia yang menghampiri ini, mengalahkan kemelut yang bergelayut di pikiranku sejak tadi. Ini berita gembira dari Sang Pencipta. Getaran hati Zahwa mulai terbuka untuk mendekati-Nya. Gembira menghampiri rongga dada, doaku semoga Zahwa dimudahkan Allah untuk segara dipertemukan dengan hidayah-Nya.

bersambung.....



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan