Pintu Hidayah #3

 Cerbung....

(Bagian ketiga)

Dengan wajah setengah tak percaya, ku pastikan kembali pada Zahwa tentang semua pertanyaan yang menjadi keinginannya. "Ini pertanyaannya benar-benar seriusankah Zahwa?".

"Ya iya lah serius, masa cuma  ya iya dong Maysa. Kenapa aneh ya seorang Zahwa yang tomboy tiba-tiba menanyakan dan ingin diskusi soal yang begituan. Memangnya mukaku ini terlihat lagi bercanda ya? Jangan jadi syok begitu dong Maysa.  Coba lekat-lekat anda  tatap bola mata saya hahaha". (ledek Zahwa)

"Oke kalau begitu, aku butuh beberapa waktu untuk bisa bahas dan diskusi tentang semua pertanyaanmu. Rasanya gak asik kalau kita bahas sekarang, dan hanya selayang pandang saja. Biar lebih mengena besok sore kita diskusikan, kita  akan kupas tuntas tentang hidayah dan jilbab syar'inya".

"Ah besok lagi, besok lagi. Tertunda lagi, kelamaan May. Sekarang saja deh. Takutnya nanti dirimu lupa lagi seperti kemarin. (Zahwa khawatir)

"InsyaAllah untuk kali ini tidak Zahwa". (Jawab Maysa menyakinkan)

"Baiklah kalau begitu, tapi sebelumnya please sedikit saja May. Biar gak menjadi ganjalan. Sebenarnya hukum jilbab dalam  islam itu apa? Benaran wajib atau tidak. Dan gimana tentang hidayah?" (Zahwa dengan rasa ingin tahunya)

"Benar kok, jilbab itu hukumnya wajib. Dan mengenai hidayah itu sendiri, itu  kita cari Zahwa bukannya datang sendiri begitu saja. Sudah ya besok saja kita bahas semua panjang kali lebarnya. Hari ini aku lagi ingin menetralkan pikiranku, aku sedang ingin bermuhasabah diri dengan mentafakuri ayat-ayat qauniyah Sang Illahi di pantai ini. Makanya aku diam saja sejak tadi. Sedang mencoba menata hati, agar tidak terbawa jatuh pada lubang ilusi. Please mohon dimengerti ya?" (mintaku pada Zahwa)

"Hmmm oke lah  kalau begitu. I know that, what is hanging in your heart. I am sorry. Tapi janji ya May, besok aku tunggu sharingnya lagi. Semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu. O iya hati-hati lho  jangan kelamaan melamun disini, katanya pantai ini banyak jin usilnya. Hati-hati nanti hatimu dibawa lari hahaha". (Zahwa menggoda sambil berlalu pergi)

"Apa iya Zahwa, ih siapa takut. Paling-paling jin usilnya itu mirip dengan kamu, ya kan? (ledekku kembali sembari melempar senyum)

"Baiklah May, bye aku duluan ya. By the way gak jadi mandi ya, sudah jam setengah 6. Setengah jam lagi adzan magrib". (Sela Zahwa sambil setengah teriak dan berlari menuju kamar hotel)

"Sebentar lagi, kamu duluan saja. Jangan untuk minum ya air shower ya, nanti habis hahaha". Jawabku sekenanya sambil meledek Zahwa. 

Dan anginpun bertiup dengan kesejukannya sendiri, namun membawa ketenangan di hati. Segarnya suasana pantai dan pegunungan tak lagi memberi hampa diri. Hembusan anginnya menyeringai bumi, melenakan raga sang penghuni duniawi. Dan aku masih duduk menyendiri disini, berdiam  bersama nuansa alam yang menyapa hari. Ku coba mencari celah yang semakin membumikan cinta pada Sang Ilahi. Mencoba menata hati, menguatkan hati dan pikiran ini, agar tidak terperosok ke jurang yang membawa keimanan mati. Karena kaki ini masih ingin tegak berdiri, mendewasakan iman hingga ajalku menjemput nanti.  Ya Illahi Robbi bimbinglah selalu kami, disini di muka bumi ini. Agar ada senantiasa ada Istiqomah menghampiri. Agar kuat kaki kami berdiri, di atas segala perjalanan bumi. Semilir anginpun menjeyukkan hati. Membawa kembali pada kesyukuran atas segala nikmat Ilahi. Dan lagi-lagi aku tersungkur dalam keheningan yang mendamaikan hati.

bersambung.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan