Bahagia Itu Receh

Hai dunia apa kabarmu hari ini? Ceriamu pasti menggema menyambut datangnya sang mentari pagi, yang mulai malu-malu menampakkan diri. Riangmu pasti menari-nari, bersama sang surya yang senantiasa mengiringi. Senyummu pasti membahana, melihat sore menyambut mega merah menghampiri, selaksana menyeringai hati. Namun bagaimana dengan penghuninya hari ini? Wah, jangan ada yang bermuram durja ya disini. Apalagi putus arah karena aneka cuaca yang disuguhkannya hari ini. Sebab hari ini adalah indah untuk kita semua. Ada nafas yang masih bisa kita rasa, ada senyum yang masih bisa terangkai dalam suka dan duka. Ada sehat yang masih setia merangkul jasadiyah kita. Hari ini adalah bahagia. Sederhana dalam menata hari-hari yang kita punya. Sambutlah selalu hari-hari kita, dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT. Sematkanlah selalu kata-kata indahmu lewat sejuta doa. Tadaburi kalam-Nya walau sejenak saja. Indahkanlah dan rasakan sepenuh jiwa. Sebagai tanda bahwa kita patuh dan tunduk kepada segala ingin-Nya. Di atas rasa syukur kita atas segala nikmat-Nya.

Hidupkanlah pikiran positif yang melapangkan dada. Walaupun adakalanya itu terasa sulit dicipta, di tengah permasalahan dunia yang terkadang hadirnya kerap menghimpit jiwa. Tetapi ingatlah, bahwa mentari pagi tidak akan melulu memberikan sengsara dalam dinginnya raga. Terik siang tidak selalu menyuguhkan sedih yang berkepanjangan musimnya. Dan sore tak pernah ingkar pada janji keindahan mega merahnya. Allah itu Maha Baik penetapannya, bangkit dan berjuanglah. Demi hatimu agar tetap tertata rapi. Tataplah harimu, bersama Allah SWT. Bahagia itu sebenarnya sangat sederhana. Allah tidak akan menyia-yiakan kita, manakala diri senantiasa belajar  untuk selalu berjalan dalam titah-Nya. Hidup memang kadang penuh cerita, berbalut aneka rasa, menyelimuti di setiap langkah kaki kita. Itulah hakikatnya dunia, tak bisa kita mengelak darinya. Apalagi berlari sekuat tenaga, demi menjauh dan menghindarinya.  Karena semua Allah yang punya hak di dalamnya. Hidup kita, jiwa kita, dan mati kita semua berjalan di atas kehendak-Nya. Sebenarnya bahagia itu receh adanya. Tak perlu intan, emas, permata. Hanya dengan koin kecil saja, kita sudah bisa menciptakannya. Tetapi itu jika kita menyadarinya, dan bersedia mengolahnya. Tinggal bagaimana kita menyikapinya. Tinggal bagaimana kita mensiasatinya. Dengan segala kebaikan yang ada di dalamnya. Sebab ada banyak versi di dalamnya. Dan cerita dunia itu tidak hanya berkisah tentang canda tawa saja, tidak juga selalu berkisah tentang airmata yang kadang menenggelamkan batin dan jiwa. Apapun bentuk kondisinya, sebenarnya bahagia itu bisa kita rasa. Bahagia itu bisa kita cipta. Karna di dalam diri kita sendiri, tersimpan segala potensinya. 

Jangan meminta dan memaksa orang lain untuk menciptakannya. Karena itu semua bisa saja kelak membuat kita jatuh pada lembah kecewa. Tetapi mintalah kepada diri kita sendiri untuk menciptakannya. Karna hanya diri kita sendirilah, yang mampu menjadikan diri kita bahagia. Diri kita sendirilah, yang mampu menatanya secara rapi. Bukan orang lain. Sebab merekapun kadang sama seperti kita. Dunia mereka terkadang juga diliputi masalah. Adakalanya merekapun menegakkan kaki dengan cerita bumi yang beraneka jenis rasanya.

Mulai hari ini, tanyakan saja pada diri kita sendiri. Potensi apa yang kita miliki? Lihatlah wajah kita ke dalam cermin, dan tersenyumlah untuk diri kita sendiri. Bahagiakanlah hati dengan untaian senyum dari bibir kita sendiri. Dan katakan, "bahagiaku terletak pada diriku sendiri". Berusahalah mejadi diri kita sendiri, jadilah diri yang patuh dengan segala perintah  Ilahi. Bahagiakan saja hati, sekalipun banyak cerita yang mungkin tak bisa kita hindari. Dengan cara sederhana yang kita miliki, kita bisa mencintai diri kita sendiri. Dan kita bisa menemukan bahagia receh itu disini. Sebab Allah memberikan kita hari, bukan untuk membuat kita menjadi lemah tanpa arti. Tetapi Allah memberikan kita hari, untuk memberikan kita sarana dan jalan menuju kebaikan di dalam kehidupan yang sedang kita jalani. 

Yakinlah, akan ada bahagia yang mengisi. Jika kita mampu mengimani, dengan menatanya di hati. Semua akan terasa sangat sederhana sekali. Karena tanpa kita sadari, sesungguhnya bahagia itu bisa tercipta hanya dengan melalui nilai kecil saja. Seperti receh adanya. Artinya  bahagia itu selalu ada, bahagia itu bisa tercipta hanya dengan kepingan-kepingan yang sangat kecil sekali bentuknya. Karna pada  hakikatnya, diri kita sendirilah sumber bahagia itu tercipta.

Pernah suatu ketika  ada seorang teman bertanya kepadaku, “Menurutmu, bagaimana caranya kita untuk bisa membahagiakan diri sendiri? Sementara hati kita sedang hancur bertubi-tubi oleh cuaca dunia, yang terkadang menjadikan kita terasa sulit untuk berdiri dengan kaki kita sendiri?". Ah sebegitu jahatnyakah dunia berlaku kepada hidup ini, sehingga terkadang bisa menjadikan penghuninya buta mata hati dan lunglainya diri. Sulit untuk berdiri, hanya untuk sekedar pindah posisi.  Tidakkah ada Allah di sisi kanan dan kiri kita disini. Tetapi kenapa masih saja ada penghuninya, yang tampak seperti susah move on, dari segala kondisi cuaca dinginnya hari. 

Kembali pada pertanyaan seorang teman tadi, dan jawabanku sebenarnya sangat sederhana sekali. Untuk membahagiakan diri sendiri, terkadang aku selalu mencarinya hanya lewat receh saja. Ya lewat receh. Aku sering menciptakannya melalui kepingan koin kecil, namun memiliki arti.  Jika menurutku masalah sudah mulai menunjukkan  mau mematikan hati ini, aku segera cepat-cepat berlari. Pergi untuk keluar mencari recehku tadi, agar kaki tidak dilumpuhkan oleh aneka cuaca cerita bumi. Bisa saja aku pergi membeli cokelat atau wafer kesukaanku, yang harganya seribuan di warung sebelah rumah. Aku beli dengan jumlah agak banyak, aku nikmati sambil coret-coret diary. Atau aku bagi-bagi wafer atau cokelat tersebut, jika ada anak-anak kecil di sekitarku. Dan aku ajak mereka tertawa lepas bersama, aku persilahkan diriku untuk masuk ke dalam kehidupan  mereka. Jikalau aku punya rezeki, aku pergi ke toko buku. Aku nongkrong disitu sepanjang yang ku mau. Walau terkadang hanya sekedar numpang baca buku atau membeli buku untuk ku bawa pulang. Terkadang, aku juga melakukan hobi menulisku berhari-hari. Karna dengan begitu, membuat otakku tidak menjadi buntu. Justru menurutku, itulah self healing untuk bahagia recehku. Agar tubuhku tetap bisa berdiri di tengahnya cuaca dunia, yang mulai berpotensi badai bagi diriku. Yang bisa saja seketika itu menghantam tubuhku menjadi kaku. Sehingga dengan demikian, diri tidak sepenuhnya kehilangan akan kepingan bahagia itu. Itulah bahagia receh versi diriku, dalam rangka menciptakan bahagia bagi diriku sendiri. Tak melulu harus pakai cara yang terlihat mahal. Cukup hanya dengan yang receh saja, aku sudah bisa merasakan semua itu. Aku mampu menciptakannya sendiri sesuai versiku, tentunya juga dengan bantuan Allah SWT. 

Karena menurutku, hidup itu bukan hanya tentang membahagiakan orang lain saja. Akan tetapi, terkadang kita lupa untuk membahagiakan diri kita sendiri. Kita terkadang lupa, bahwa diri pribadi kita inipun sebenarnya perlu untuk diberi apresiasi. Sebab kebahagiaan bisa kita ciptakan, hanya dengan memulai dari hal-hal yang sangat sederhana sekali alias receh sekali. Semua tidak harus dengan segala sesuatu yang besar. Karena dengan cara yang besar pun, belum tentu bisa mencipta bahagia itu. Tapi sayangnya, tidak semua orang menyadari akan hal itu. Sehingga dirinya terobsesi oleh mimpi yang teramat tinggi. Menggantungkan segala harapannya pada bumi. Dan menjadikannya lupa diri. Sehingga dalam segala tindakannya, hanya mengedepankan nafsu duniawi. Tanpa mengindahkan larangan-Nya. Yang pada akhirnya, membuat diri kita susah sendiri. Susah untuk menemukan bahagia dalam dirinya sendiri. Yang fakta sebenarnya, bahwa bahagia itu ada dan bersemayam di dalam potensi diri yang kita miliki. Tinggal bagaimana cara kita untuk bisa mengurai potensi yang selama ini tersimpan rapi. Dan menjadikan setiap kejadian adalah Rahmat Allah yang wajib kita syukuri. Ingat ya, bahagia itu selalu ada dan bisa kita ciptakan dengan sendiri. Dengan cara kita sendiri, dan dengan sederhana sekali. Jangan karena dinginnya cuaca bumi, membuat kita lupa mengapresiasi diri kita sendiri. Karna bahagia itu receh adanya. Dan ada pada diri kita sendiri.

Begitulah bahagia receh versi kami, sangat simple dan mudah sekali kan ya. Bagaimana dengan bahagia receh kalian😊

Writing colab with Prashinta

Komentar

  1. 2nd writing collab ya vi..semoga bermanfaat

    BalasHapus
  2. Benar sekali, setuju mba.. Bahwa untuk bahagia itu tdk harus dg gaya yg mahal. Saya suka dg tulisan2 disini, semoga tulisannya selalu bisa bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih. Aamiin, insyaAllah. Semoga selalu bisa memberikan manfaat kebaikan.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan