Di Atas Keinginan Jiwa

Jadilah mempesona di atas cerita dunia. Ketemu lagi dengan tulisan saya yang sangat sederhana. Berharap tidak membuat pembaca bosan membacanya. Inilah salah satu hobi saya. Menulis merupakan cara sederhana, untuk saya mengekspresikan diri di atas kertas dan pena dunia. Berusaha berbagi wacana, belajar untuk terus bisa memproduktifkan diri, biar tidak pucat pasi wajah ini. Menjadikan otak tetap lurus jalurnya, tidak berontak tanpa arah karena kepenuhan isinya. Lebih bijaksana kalau kita sharing-sharing santai saja, sambil makan roti, pisang goreng hangat, dan minum teh atau kopi. Atau dengan sarapan buah bagi yang suka dengan pola makan sehat. Lebih indahkan  kalau dirasa. Ah sudahlah, kembali ke laptop or notepad saja. Saya tidak mau bahas kemana-mana, fokus pada apa yang akan saya tuliskan. 

Saya akan fokus pada bahasan hobi menulis saya. Yang merupakan salah satu bagian dari keinginan jiwa. Yang hadirnya kadang sesuai harapan, tapi terkadang ada juga yang hadirnya di luar harapan. Tidak sesuai keinginan. Ya begitulah kehidupan. Guru ngaji saya pernah mengatakan, menulis itu merupakan salah satu cara dakwah yang paling efisien dan mudah. Lebih mengena serta bisa dirasa. Apalagi bagi orang yang tidak pintar bereksplorasi dan beretrorika di depan umum seperti saya. Ini cara yang paling tepat katanya, untuk menyampaikan sebuah kebaikan. Di atas risalah yang kita bawa di tengah-tengah kehidupan. Sedangkan kalau kata guru menulis saya, menulis itu sebuah sarana untuk mengapresiasikan diri lewat kata dan bahasa, yang memiliki kegunaan menyehatkan dan menyenangkan raga. Menulis juga merupakan jalan keluar yang sangat relevan. Terlebih untuk otak kita yang mulai uring-uringan karna sebuah rasa yang mulai tak bertuan. 

Dengan menuliskannya menjadi sebuah cerita kebaikan, tanpa bicarapun bisa membuat hati terasa lega dan menyehatkan. Kembali bisa membuat selaras antara hati dan pikiran. Tentunya dengan tetap menggunakan koridor kesopanan, jika isi otak akan kita tuang untuk konsumsi khalayak ramai. Jangan asal tulis, tanpa faedah dan manfaat di dalamnya. Apalagi jika terlihat kesannya seperti curhat, no faedah katanya. Yang ada justru dosa mulai membuat sarang. Tulis apa saja yang menginspirasi kita, yang penting asal sedikit berkurang isi otak dan dada. Ah, begitu saja sudah bahagia rasanya. Karna kalau terlalu lama tersimpan, bisa-bisa meledak dan bisa menimbulkan aura negatif karna terbawa arus perasaan yang kita punya. Apalagi kalau otak penuh masalah di dalamnya. Perlu kita re-clean, bukan lagi refresh untuk membuatnya segar kembali. Dan menulis adalah salah satu solusi terbaiknya. Selain kita kencengin doa-doa harian. Tapi setiap orang pasti punya jalan yang berbeda kan ya. Iya apa iya? 

Setiap apa yang saya tulis disini bukan berarti untuk menggurui atau menceramahi para pembaca. Setiap tulisan yang saya buat hanya untuk sekedar diskusi dan berbagi wacana serta cerita. Silahkan ambil manfaat, kalau ada hikmah di dalamnya. Silahkan diikuti, kalau merasa benar penafsirannya. Silahkan dibuang ke tong sampah, jika dirasa isinya tong kosong nyaring bunyinya. Semua artikel saya buat di atas inspirasi dari fakta dan cerita. Entah itu berasal dari mana dan siapa saja, yang memiliki sarat makna di dalamnya. Intinya selalu ingin ada manfaat untuk semua, khususnya untuk diri pribadi saya. Dan me re-clean otak saya. Agar tidak ngeheng isinya karna kepenuhan beban. Sudahlah, kita kembali lagi ke inti tulisan.

Sebagai makhluk Tuhan, tentunya dalam mengawali permulaan aktivitas selalu memulainya dengan ucapan bismillah serta berjuta perkataan yang baik. Sehingga dengan demikian, diharapkan akan hadir segala kebaikan di atas segala keinginan. Tahukah kalian, bahwa suatu hal yang paling ajaib dalam kehidupan kita adalah keinginan jiwa yang kuat untuk memperoleh apa yang kita inginkan. Sesuatu yang tertanam dalam diri kita, yang menjadi obsesi diri untuk kita miliki. Yang adakalanya hanya demi untuk bisa meraihnya, kita akan melakukan usaha yang maksimal di dalamnya. Bahkan terkadang untuk mendapatkan apa yang kita inginkan tersebut, diantara sebagian kita sampai ada yang nekad. Semakin dicegah, semakin kuat pula dorongan keinginan hati untuk ke sana. Ujung-ujungnya jadi nekad mode on. Karena adanya sifat tidak sabar dan penasaran atas keinginan jiwa tadi. Hayo, adakah yang  pernah berada pada posisi seperti itu. Yuk tunjuk tangan, ngaku!! Saya, diri saya pribadi juga pernah berada dalam posisi itu. Menjadi seorang yang nekad mode on pembawaannya. Tapi dengan catatan kaki, dipastikan semua itu harus selalu berujung pada jalur positif di akhirannya. Tidak keluar dari jalur yang Tuhan inginkan.

Berawal dari sebuah keinginan jiwa tadi, selain terkadang modal nekad mode on, hal lain yang akan kita lakukan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan pastinya dengan berdoa. Kita memintanya secara langsung kepada Yang Maha Kuasa. Iya apa tidak? Tapi pernah tidak sih dalam diri kalian terkadang merasakan ada perasaan merasa letih, dikala usaha merasa sia-sia dan doa tak juga kunjung bersua pada muara yang menjadi keinginan jiwa kita. Padahal kita sudah maksimal sekali berikhtiar dan berdoa di dalamnya. Bahkan terkadang rasanya kita sampai berada pada titik jenuh tertinggi. Sampai-sampai ada perasaan putus asa rasanya. Karna begitu sangat terasa lelahnya raga merasakan semua yang ada. Apalagi jika ternyata akhirannya seperti merobek luka. Pedih rasanya tapi tidak berdarah. Bagaimana reaksi kalian semua, jika itu yang Allah hadirkan?

Semoga saja yang baca artikel ini, selalu dijauhikan dari sifat gelisah dan putus asa. Kalian pasti manusia hebat yang luas kesabarannya. Memang tak enak rasanya tatkala keinginan jiwa tak jua bisa dirasa kehadirannya. Apalagi jika hasilnya di luar ekspektasi kita. Pasti akan timbul perasaan, kenapa ya, mengapa ya, apa yang salah dan sebagainya. Akan ada banyak pertanyaan yang menggantung dalam otak kita. Apalagi kalau hasilnya menyakitkan raga. Rasanya otak terasa pusing dibuatnya, karna terlalu penuh menyimpan beban yang ada. Namun satu kata untuk diri kita, apapun akhirannya jangan patah arah karena Allah tidak pernah meninggalkan hambanya.

Satu hal yang terkadang sering kita lupa, bahwa Allah itu Maha Tahu segalanya. Dia lebih tahu apa yang dibutuhkan oleh jiwa kita. Bukanlah apa yang diinginkan dan diharapkan oleh kita. Karena bisa jadi apa yang kita inginkan, belum tentu hal itu dibutuhkan oleh jiwa kita. Mungkin kita lupa bahwa tertundanya jawaban atas doa-doa kita tersebut, bisa jadi itu disebabkan karena 2 (dua) hal ini. Pertama, menurut Allah penundaan itu lebih baik dan akan menyelematkan diri kita dari musibah. Kedua, karena menumpuknya dosa-dosa dalam diri kita. Setiap orang pasti mempunyai keinginan, namun sadarilah bahwa semuanya tidak harus berlaku secara sempurna. Ada orang buta yang memendam keinginan untuk melihat dunia. Ada orang tuli yang memendam keinginan untuk mendengar suara. Ada orang yang lumpuh memendam keinginan untuk bisa berjalan, walau hanya beberapa langkah. Ada orang yang memendam keinginan untuk bisa bicara walau hanya beberapa kata. Lihatlah itu semua, keinginan jiwa mereka. Lantas pandanglah diri kita. Kita lebih dari mereka. Kita bisa melihat, mendengar, berjalan, dan berbicara. Walaupun keinginan jiwa kita belum menuai hasilnya sesuai asa kita. Bersyukurlah, jangan pernah berpikir orang yang punya rumah pasti punya mobil. Atau orang yang berkeluarga, pasti semua bisa dengan mudahnya memiliki anak sebagai amanah dalam hidupnya. Orang yang punya selera makan, belum tentu diperbolehkan makan semuanya. Jangan pernah, merasakan bahwa keinginan jiwa yang berbeda hasilnya membuat kita merasa tidak beruntung di dalamnya.

Jangan pernah berputus asa di atas segala rahmat-Nya. Perbaiki saja langkah-langkah kita dalam menggapai keinginan jiwa. Bersihkan jalan-jalan terkabulnya doa dengan memperbaiki kualitas amal dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Sekarang perhatikanlah, apa yang kita minta dari-Nya. Apakah itu baik untuk agama kita, atau keinginan itu hanya untuk sekedar menuruti angin keduniaan kita sebagai manusia. Jika semua yang kita inginkan itu hanya demi menuruti tiupan angin dunia belaka, maka ketahuilah bahwa tidak dikabulkannya permintaan kita adalah bukti kasih sayang-Nya terhadap diri kita. Allah ingin menguatkan jiwa kita di atas langkah kaki kita. Karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kebutuhan jiwa dan iman kita. Sesungguhnya perencanaan Allah itu jauh lebih baik dan sempurna daripada perencanaan manusia. Allah sering menguji dengan mencegah kecendrungan kita untuk mengetahui tingkat kesabaran yang kita miliki. Silahkan, perlihatkanlah kesabaran yang kita miliki kepada-Nya hingga titik puncak. Hingga kita bertemu pada titik ketakterhinggaan-Nya. Niscaya kelak akan terlihat apa yang paling mudah untuk kita rasakan. Jadi tidak akan keluar perkataan dari mulut kita, aku hilang kesabaran, atau kesabaranku juga ada batasnya. Hingga menjadikan kita terjebak pada lembah putus asa. Hanya karena satu arah yang ditetapkan-Nya. Sebab jika hal itu membuat kita patah dan putus asa, berarti kita belum lulus ujian dari pelajaran sabar yang Allah berikan. Artinya diri kita belum sebenar-benarnya sabar.

Untuk mengurai beban pikiran di diri kita, ada baiknya jika kita bawa semua itu pada intropeksi diri, agar kita bisa menemukan titik temu di atas segala keinginan jiwa yang belum menuai hasil indahnya. Agar hati tetap bisa segar, dan mengambil arah yang baik untuk mengartikan semua yang Allah berikan. Sehingga kita mampu menyadari bahwa akan ada konsekuensi yang selalu ditemui, di setiap perjalanan dalam menuju keinganan jiwa. Dan mampu menyadari bahwa semua yang diikhtiarkan dan kita semai dalam doa, belum tentu akan tumbuh kuncup indah sesuai harapan kita. Kita pasang selalu diri kita dengan tameng positif, yang mampu memberikan rasa syukur meskipun berpotensi hancur. Menangis dan kecewa, karna ada perasaan dunia tidak berpihak pada kita. Sering-sering intropeksi diri, itu akan lebih baik pembawaannya. Kita kenang lagi segala perjalanan hidup kita, yang sudah kita lalui sebelumnya. Bagaimana dan seperti apa amalan ruhiyah kita dan amalan muamalah kita. Apakah semua sudah baik di mata-Nya, sehingga menurut-Nya kita layak untuk mendapatkan keinginan jiwa kita. Sebelum habis jatah hidup di dunia. Agar Allah memperkenankan segala hajat yang menjadi keinginan jiwa kita. Sedikit demi sedikit kita sapu jalan-jalan pengabulan doa, agar menjadi bersih dari dosa. Karna bisa saja belum dikabulkannya segala keinginan kita dalam doa, itu dikarenakan poin kedua. Karna adanya dosa-dosa terdahulu yang kita punya. Dan Allah ingin kita memperbaiki dulu semuanya, sebelum Allah mengabulkan segala keinginan jiwa yang tersemai dalam doa. Sampai Allah melihat keberadaan kita, dan mengabulkan doa-doa yang kita sampaikan kepada-Nya. 

Manakala kita telah membersihkan jalan-jalan pengabulan doa tersebut, lalu kita bersabar atas apa yang Allah takdirkan, semua yang akan terjadi adalah pasti yang terbaik untuk kebutuhan kita. Allah lebih menginginkan kebaikan dalam agama dan hidup kita. Allah ingin membentuk mental kita menjadi manusia yang kuat. Allah ingin menyelamatkan kita dari maksiat, dan ganasnya sifat dunia yang fana. Allah ingin membawa iman kita menjadi lebih dewasa. Percayalah akan ada hikmah dan pelajaran di setiap kejadian yang diberikan. Dan akan ada keindahan sesudahnya. Tatkala kita bisa memahami akan keindahan di setiap takdir-Nya. Apapun bentuk isinya. Keinginan jiwa yang belum tercapai, dan doa-doa yang juga belum terkabulkan. Jangan engkau buat lelah pikiran dengan mencaci maki dan mengumpat semua yang ada. Allah memiliki perencanaan yang paling indah dan paling baik untuk manusia. Lebih baik kita benahi saja semua langkah kita sedini mungkin dan sekarang juga. Sebelum terlambat masanya. Jangan terlalu terbawa sedih yang berlebihan, atas doa yang belum juga dikabulkan. Keep strong and smile. Terus bersemangat untuk terus menjemput predikat sebagai mukmin yang kuat.

Ingat  kata-kata di bawah ini ya, biar hati terasa sejuk dan tentram. Tidak lagi galau dan patah arah, di atas keinginan jiwa yang tidak sesuai dengan harapan kita. Katanya ini sabda Nabi, tapi saya lupa hadist riwayatnya siapa. Hehehe.. mungkin kalau  ada pembaca yang ingat, tolong kasih tahu saya.

Begini bunyinya.... “Sesungguhnya doa seorang hamba tidak akan lepas dari salah satu tiga hal ini, yaitu mungkin doanya akan segera dikabulkan, atau mungkin ini akan menjadi simpanan amalnya nanti di akhirat, atau kalau itu akan menjadi penghalang atau pengelak musibah bagi dirinya”.

Jadi jangan terlalu bersedih dan jangan bosan untuk terus berdoa atas keinginan jiwa kita. Allah tidak pernah bosan kok mendengar rengekan hamba-Nya. Karna kita tidak pernah tahu, pengabulan atas doa kita itu ada di posisi yang mana. Hanya Allah Yang Maha Tahu segalanya. Karna Dia yang lebih paham tentang kebutuhan diri kita. Yang pasti, semua doa-doa kita kelak pasti akan dikabulkan-Nya. Keinginan jiwa kita pasti diwujudkan-Nya. Hanya saja letak posisi pengadilan-Nya yang berbeda-beda, sesuai dengan kebutuhan hidup kita. Allah Maha Pemberi secara cuma-cuma, meskipun kita telah melakukan kesalahan. Terkadang Allah hanya ingin meluruskan kita. Tetaplah semangat untuk memperbaiki diri. Bersihkan hati kita, bersihkan pikiran kita, dari segala perbuatan yang menunda hadirnya keajaiban doa. Jaga diri kita, dan tetaplah pada koridor kebenaran yang hakiki. Sebagaimana yang Allah inginkan terhadap diri kita. Agar disaat Allah mencari kita, maka Ia akan mudah menemukannya. Indahkan hari dengan kesabaran dan keikhlasan hati. Jangan lupa tersenyum, karena sedikit senyum bisa mengubah rasa emosi kita menjadi pelita. Perbaiki dan koreksi kembali niat kita, dan terus jangan berhenti berdoa di atas keinginan jiwa. Karna Allah pasti akan selalu mengabulkannya. Bersabarlah menunggu waktunya. 

Tak ada yang paling indah, ketika kita bisa selalu berprasangka baik atas setiap kejadian di perjalanan hidup kita. Karna Allah itu sesuai dengan persangkaan hamba-Nya. Begituapun dengan doa-doa kita. Tetap bahagia, menjadi manusia yang selalu berusaha menjadi lentera indah, bukan lentera yang membakar. Sehingga setiap doa dan kata-kata yang hadir adalah keindahan belaka. Jadilah seperti senja, yang dalam redup cahayanya, namun ia tetap mampu memberikan senyum bahagia bagi mereka yang melihatnya. Karna sikap yang penuh kearifan, akan melahirkan sebuah kebaikan dan menjelma menjadi pelita yang mampu menyinari setiap lorong kehidupan yang kita lewati. Bersabarlah di atas keinginan jiwa, yang hadirnya mungkin berbeda dengan harapan kita. Katakanlah pada diri kita, "...aku adalah orang yang beruntung, sebab Allah memilihku dan mempercayaiku untuk di didik oleh-Nya menjadi mukmin yang kuat. Sesungguhnya Allah sangat menginginkan dan mencintai diriku". Kemudian tersenyumlah pada dunia, sambut dengan hati lapang menerima segala apapun yang datang di atas keinginan jiwa. Dan rasakanlah, perlahan akan ada kedamaian datang menyapamu dengan penuh keanggunan. Karna sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. 


Komentar

  1. sebab Tuhan selalu maha baik...Dia tidak akan biarkan hambaNYA yang meminta pulang dengan tangan kosong..kalau kata temenku sih ya beda orang beda rejekinya beda pula nilainya hahahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat mba, Tuhan tidak akan pernah melempar hambaNYA ke dalam kesia-siaan. Jika kita selalu berusaha memaknai pemberianNya dg bijaksana. Biarpun caranya berbeda2, tapi hasilnya harus berguna dan bermanfaat utk pribadi dan sesama. Tidak malah menyengsarakan jiwa di atas keinginannya hehehe..

      Hapus
  2. MasyaAllah, barokallah...terima kasih mba tulisannya. Sudah membuka mindset saya.

    BalasHapus
  3. Walaupun panjang, suka dg isi tulisannya. Masuk ke dlm footnote, "jadilah spt senja yg cahaya redupnya mampu memberi bahagia bagi yg melihatnya". Ada pepatah yg bilang klo gak bisa bikin bahagia, setidaknya jangan bikin menangis. Allah itu Maha Baik dlm mendidik hamba-Nya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ya mba,, aduh jg dipake buat footnotešŸ¤­

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

šŸ„€Perang Melawan Diri Sendiri

šŸŒˆMelukis Pelangi Di Tengah Hujan