Kebaikan Orangtua Tiada Batas
Kebaikan adalah tabungan yang berharga di dunia dan akhirat. Kebaikan yang dilakukan oleh orangtua kepada anak-anaknya akan menjadi contoh bagi keturunannya. Fokus pada kebaikan, kebersahajaan, akan lebih jelas manfaatnya dibandingkan tergiur melakukan berupa cacian, teriakan, dan pukulan pada anak. Karena tidak ada jalan mulia mendidik anak kecuali dengan kebaikan, dan gemar memperbaiki diri kita hanya untuk anak.
Satu perbuatan baik saja, seperti salam dan sapaan hangat kepada anak, atau satu kecupan di kening anak, dan satu sajian makan pagi yang bergizi untuk anak, itu semua akan menjadi pelajaran berharga untuk anak, dan akan dikenang sepanjang masa. Iya kan? Iya apa iya, pasti jawaban iya. Karena kita yang saat ini sedang belajar menjadi orangtua dari anak-anak kita, sudah pernah lebih dahulu merasakannya. Sehingga apa yang orangtua kita tanamkan kepada kita sejak kecil, mampu terkenang di dalam diri kita hingga dewasa, bahkan sampai menua. Tak jarang jika kita jauh dari orangtua, pasti merindukan sosok mereka. Terkadang bukan hanya sosoknya saja yang kita rindukan, namun nasehatnya, canda tawanya, terkadang juga omelannya, bahkan hingga kepada masakkannya. Sebagai seorang anak, itulah yang selalu saya rasakan terhadap orangtua saya, ketika tinggal berada jauh dari mereka. Rasanya merekalah pahlawan terbaik dalam kehidupan. Mereka bagaikan super hero yang tak tergantikan. Meskipun kita sudah menikah. Rasanya mereka selalu menetap di hati kita. Mereka yang telah rela mencurahkan segala tenaga dan peluhnya, hanya demi melihat anaknya tumbuh dengan sehat. Dan memastikan bahwa anaknya tumbuh dewasa dengan kecukupan rezeki yang ada. Tak ada satupun dari orang tua, yang menginginkan anaknya hidup sengsara. Sekalipun sudah berkeluarga, mereka akan tetap memperhatikannya. Memastikan bahwa anaknya tumbuh dan hidup dalam keluarga yang bahagia. Bahkan disaat anaknya memiliki masalah, siapakah orang yang pertama kali khawatir dan bersedih di atas kehidupan kita? Sudah pasti jawabannya adalah orangtua. Nah, sekarang yuk sama-sama coba kita bayangkan bagaimana wajah tulus mereka? Kita bayangkan, berapa banyak kebaikan mereka untuk kehidupan kita? Kemudian semua itu kita kembalikan kepada diri kita, dan kita renungkan.. Adakah mereka meminta imbalan? Hari ini tanyakan kepada hati kita, apa yang sudah kita berikan untuk membalas segala kebaikan mereka. Hal yang paling sederhana saja, sudahkah kita menjadi anak yang sholih sholihah untuk mereka. Karena seyogyanya itulah yang paling mereka butuhkan bagi kehidupannya di dunia dan akhirat nantinya. Mereka tidak membutuhkan balasan harta dan tahta atas diri kita. Hanya akhlak dan adab, di atas kesholihan kita. Itu yang mampu membahagiakan mereka. Yang mampu menyelematkan mereka dari siksa api neraka. Ya hanya kesholihan kita, di atas kebaikan kita yang sangat berguna bagi segala kehidupannya. Sebagaimana juga kebaikan yang ditanam orangtua pada anaknya, akan sangat berguna juga bagi kehidupan anak-anaknya. Diantaranya anak akan belajar bagaimana membalas kebaikan orangtuanya, dengan cara mengasihinya. Anak juga akan belajar berbuat kebaikan seperti orangtuanya kepada keturunannya, insyaAllah. Semua akan ada imbalannya. Kebaikan orangtua kepada anak-anaknya, itu bagaikan multi level marketing pahalanya.
Setiap kebaikan orangtua kepada anak-anaknya, dalam bentuk apapun pasti akan dicatat oleh malaikat dan disaksikan oleh Allah SWT, untuk diberi balasan berupa rezeki dan pahala. Sehingga tidak heran, jika kita sering mendengar orang-orang di sekitar kita bilang, alhamdulillah rezeki anak, alhamdulillah rezeki si bayi, dan sebagainya. Karena rezeki yang mereka dapatkan setelah hadirnya sang buah hati mereka. Itulah sikap mereka, karna mereka memahami bahwa kebaikan yang ditanam pada anak bisa menjadi pintu rezeki. Dan sikap itu, adalah contoh bagi kita untuk mengikuti kebaikan mereka kelak dalam mendidik buah hati yang kita miliki. Secara pasti, kitapun kini memiliki harapan yang sama dengan mereka. Berharap, anak-anak yang diamanahkan kepada kita bisa tumbuh menjadi anak yang Sholih Sholihah bersama kebaikan yang ada. Oleh karenanya mendidik anak dengan baik itu sangat penting. Terutama bagi kita seorang ibu, yang hari-harinya lebih banyak bersama anak.
"Al ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq".
Ibu adalah sekolah utama, bila kita mempersiapkannya, maka kita telah mempersiapkan generasi terbaik.
Kita adalah guru besar pertama bagi anak-anak kita. Sebelum mereka beranjak untuk berguru pada guru besar lainnya. Sejak dalam kandungan sampai dilahirkan ke dunia, sejak dalam persusuan hingga si anak tumbuh menjadi dewasa. Sebab orang tua adalah contoh yang paling pertama dilihat oleh anak-anaknya. Anak yang masih dalam masa pertumbuhan, akan meniru apapun yang dilakukan dan diucapkan orang tuanya. Dan kegiatan meniru ini biasanya akan menjadi kebiasaan yang dibawa hingga dewasa.
Kebaikan orangtua kepada anak-anaknya tiada batas, dan tidak bisa terbilang. Selagi masih diberi nafas, perbuatan baik itu tidak akan merugi. Meski tidak dihargai atau tidak dipuji manusia, perbuatan baik itu pasti disukai Allah. Sehingga sebaik-baik orangtua yang berbuat baik untuk anaknya, mereka ikhlas meski hanya disaksikan oleh Allah semata. Tidak pernah ada satupun kita dapati, orangtua yang meminta balasan atas kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan. Tidak kita temui orang tua mengungkit-ungkit kebaikannya kepada anaknya, setelah anaknya tumbuh dewasa dan menjadi kaya. Apa yang mereka lakukan, semata-mata karena mengharapkan kebaikan dari Allah saja. Karena kebaikan orangtua diridhoi oleh Allah SWT. Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan keluarganya yang dimuliakan Allah. Rasulullah SAW dan keluarganya hidupnya tenang dalam kebaikan. Setiap episode rumahtangga dihadapinya dengan perbuatan baik, setiap episode pengasuhan dan pendidikan anak-anaknya pun dijalankan dengan penuh kebaikan. Semua suka, duka, sulit, dan mudah, dihadapinya dengan perbuatan baik. Sehingga keluarga Rasulullah mampu menjadi teladan bagi para sahabat dan keluarganya, serta menjadi teladan bagi umat manusia secara keseluruhan. Kehidupan rumah tangga, serta pola asuh dan pendidikan anak ala Rasulullah adalah contoh yang paling ideal untuk kita. Kita sebagai orangtua, hendaknya mencontoh dan menerapkan kebaikannya dalam membentuk rumahtangga, terlebih dalam pengasuhan dan pendidikan anak-anak kita. Sehingga mereka kelak bisa menjadi anak yang memiliki ahlakul karimah, dan senantiasa selalu berada di jalan kebaikan yang diridhoi-Nya. Karena kebaikan orangtua, yang terbungkus dalam amal dan kesholihan mereka memiliki dampak penting bagi kehidupan anaknya kelak, terutama terhadap kesholihan anak-anaknya, baik untuk kehidupan di dunia maupun akhirat. Demikian pula sebaliknya, segala keburukan dan berbagai dosa yang orangtua lakukan. Semua memiliki pengaruh pada pendidikan buah hati kita.
“Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama dari pada (pendidikan) tata krama yang baik.” (HR. Tirmidzi dan Al Hakim)
Semoga Allah senantiasa melindungi dan selalu melimpahkan kebaikan untuk kedua orangtua kita, baik di dunia dan akhirat. Dan semoga kita bisa terus belajar, menjadi anak yang sholih sholihah untuk mereka. Aamiin.
allahualam bisawab..
Barokallah, aamiin. Terus menulis dan semoga sehat selalu mba
BalasHapusAamiin, insyaAllah
HapusBaca ini jadi kangen almarhumah mama Vie��
BalasHapusAl fatihah untuk almarhumah mama2 kita ya mbaš¤²
HapusSetelah menjadi orangtua baru kita bisa merasakan, bagaimana susahnya orangtua kita dulu mendidik kita. Semoga Allah limpahkan banyak kebaikan utk kedua orang kita ya mbak adm
BalasHapusIya benar banget. Aamiin..
Hapus