Diantara Sebuah Pilihan

Dunia ini bukanlah perjalanan yang sangat panjang. Karna perjalanan disini bukanlah perjalanan yang sebenar-benarnya perjalanan. Ada yang mengatakan bahwa dunia ini sesungguhnya adalah tidur panjang, sementara akhirat itu adalah yang sebenar-benarnya perjalanan. Dunia ini hanya elok dipandang, namun dunia ini tak elok dikejar secara berlebihan. Apalagi disimpan dalam hati dengan sangat berkepanjangan. Karna dunia ini fatamorgana semata, yang setiap keindahannya hanya persimpangan saja. Tak akan kekal. Tetapi bukan berarti semuanya berisi keburukan. Bukan pula berarti kita tak boleh menggapai mimpi dan cita-cita yang menjadi harapan. Mimpi dan harapan, itu harus selalu tersemai untuk menuju sebuah jalan kebaikan.  Dunia ini adalah persinggahan, tempat kita berteduh sebelum akhirnya sampai ke tujuan. Namun bukan tempat peristirahatan. Oleh karenanya, Allah menciptakan dunia sebagai sarana atau alat bagi diri manusia untuk menjalankan syariat. Agar manusia bisa mendapatkan keteduhan dan mengambil manfaat, sehingga ia mampu menyadari bahwa hidupnya di dunia ini hanya sekali.

Hidup itu harus dimaknai. Sebab setiap cerita dunia yang kita temui, sudah seseuai dengan takaran Sang Ilahi. Semua sudah diatur porsinya sesuai dengan kebutuhan masing-masing kehidupan pribadi manusia. Allah sudah melihat dan memprediksi, hamba-hambaNya yang mana saja yang kuat dan sanggup untuk menerimanya. Sehingga Allah menetapkan apa yang Ia kehendaki tanpa kompromi lagi. Tetapi tidakkah kita ingat, bahwa semua yang terjadi pada perjalanan kita selama ini sudah lama sekali tercatat. Ada sebuah perjanjian yang sudah kita buat secara terikat. Tentang bagaimana dan seperti apa perjalanan yang akan kita jalani nanti, itu semua sudah tercatat jauh sebelum Allah memutuskan akan menurunkan manusia lahir ke dunia. Kita  tidak pernah ingat sama sekali, seperti apa dan bagaimana percakapan dan janji kita kepada  Allah. Karena semua itu telah dibicarakan jauh ketika masih berada di dalam kandungan ibu kita. Sebab segala kejadian yang terjadi di dalam kehidupan ini, tidak ada satupun yang patut dipungkiri. Apapun yang terjadi selama hidup ini, hanyalah sebagian kecil dari sebuah perjanjian yang sudah kita sepakati. Kecuali pilihan yang satu ini, jalan takwa dan kefasiqan/keburukan. Dua hal yang merupakan pilihan jalan yang Allah sediakan untuk manusia dalam menentukan langkah kehidupannya sebelum mati.  Inilah dua sisi yang Allah berikan ke dalam jiwa manusia. Dan untuk kedua hal tersebut, diri pribadi manusia itu sendirilah yang menentukan pilihannya. Mau memilih jalan yang mana, itu diri kita sendiri yang menentukannya. Dengan segala resiko dan konsekuensi, yang telah Allah peringatkan jauh sebelum kita dilahirkan. Sehingga kita mampu menelaahnya, agar bisa mengambil sebuah keputusan. Dalam memilih jalan untuk melangkahkan kaki menuju tujuan akhir dari kehidupan.  Karna sesungguhnya setiap manusia yang hidup di dunia ini, sangat lekat dengan kedua sisi tersebut. Sehingga jiwanya mampu menarik peluang, pilihan mana yang akan lebih mendominasi untuk diambilnya sebagai penopang perjalanan di dunia ini.

”Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan Fujur (kefasikan) dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (Q.S. As-Syams.-10

Begitulah Allah mengilhamkan kedua sisi ke dalam jiwa kita ini. Agar kita bisa menentukan kearah mana kaki kita akan berlari. Karena manusia adalah makhluk istimewa, yang banyak Allah berikan karunia selama hidupnya di dunia. Salah satunya karunia terbesarnya adalah akal, yang menjadikan manusia mampu berpikir tentang berbagai hal. Termasuk menentukan sebuah pilihan, jalan yang manakah yang akan ditempuhnya guna mengarungi samudera kehidupan yang fana ini. Dan ketika jiwa manusia memilih jalan ketakwaan, maka tentunya akalnya akan digunakan untuk menuju jalan yang lurus. Setiap perbuatannya akan diperhitungkan, sebab dan akibat, positif dan negatifnya akan selalu dia hubungkan pada keridhoan Allah SWT. Tak ada kebohongan yang mampu menyakiti, dan mengundang murkanya Ilahi. Hidup menjdi bisa lebih tertata dan mudah menuju untuk taat.

Sesungguhnya manusia hidup di dunia ini dalam keadaan merugi. Kecuali mereka yang bertakwa, dan saling menasehati dalam kebaikan dan kebenaran. Manusia akan benar-benar menjadi orang yang merugi hidupnya, jika tidak berani untuk berlari keluar dari keburukan. Karna masih ada esok hari, yang belum tentu kita miliki. Teruslah berlari hanya untuk menata diri tiada henti,  berpikir positif itu lebih asik dalam menyikapi semua suasana hidup di dunia ini. Bukan mengeluh kemudian mencaci maki, jika jalan terjal yang kita lalui. Jalan takwa itu, memang penuh uji. Dan uji itu sesuai dengan kadar iman yang kita miliki. Tetapi, tetaplah berbaik hati. Tetaplah berpijak pada pilihan yang Allah ridhoi. Jangan biarkan jiwa menjadi terperosok ke dalam jurang nista dunia ini, manakala ujian dan jalan terjal yang dilalui tidak mengenakkan hati. Sehingga membuat kita memilih pergi, dibandingkan tegak berdiri di atas jalan takwa yang mampu mendendangkan nyanyian indah Sang Ilahi. Ingatkan dan kuatkan saja kaki untuk terus berjalan di atas sebuah pilihan, sebab jalan kebaikan itu sudah pasti memiliki konsekuensi sebagai konsistensi atas keimanan yang terpatri.

Siapa yang bisa menyeleksi dan memprediksi, ujian serta cobaan apa yang akan kita lalui setelah kita lahir ke dunia ini. Tidak ada. Tidak ada seorangpun yang mampu memprediksinya. Karena semua merupakan bagian dari kesepakatan kita kepada Allah SWT. Hanya saja kita dibuat lupa setelah kita lahir di dunia, manusia tidak pernah ingat catatan apa yang tercatat di buku catatan Allah tentang perjalanan hidup kita. 

Ibarat sebuah bunga, dunia itu serba indah penampakannya. Namun tidak kekal keindahannya. Yang apabila dipetik maka ia akan bisa layu. Dunia itu juga tempatnya ujian dan cobaan. Tidak ada jalan mulus yang semuanya lolos tanpa ujian. Setiap pilihan semua mendatangkan dua hal tersebut. Tinggal seperti apa kita menilai. Di atas jalan yang menjadi pilihan. Apakah dengan segala ujian yg Allah berikan, membuat semakin cantik kedewasaan iman. Ataukah semakin mampu memenurun. Lihat dan amatilah dengan sendiri, perubahan apa yang terjadi pada diri kita selama ini. Untuk mengukur seberapa besar sayangnya Allah kepada kita. Itulah cara Allah memberikan pre-test untuk hamba-Nya. Semakin tundukkah atau semakin mencaci pada takdir Ilahi yang diberi.

Tersenyumlah selalu menyambut pagi hari. Semangat dan teruslah melompat lebih tinggi. Ingat, keselamatan imanmu lebih penting di dunia ini. Daripada menggerutu dan menyalahi takdir, yang menjadi bagian dari perjalanan hidup di dunia ini. Hiduplah seindah pagi. Sejukkanlah hati sesejuk suasana pagi. Sesungguhnya tak ada yang abadi di dunia ini.

Tetaplah berbagi manfaat, dan berlomba-lomba dalam kebaikan selama nafas masih kita hembuskan di dunia ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan