Untukmu Yang Berjuang Berdua atau Bertigaan

Entah memang karena keputusan atau keharusan, setelah menikah seseorang pergi tinggal berpisah dengan orangtua. Diantara mereka ada yang tinggal berdekatan dengan orangtua, bahkan tak jarang banyak juga yang harus tinggal berjauhan. 

Disana dua insan hidup berdampingan, saling menguatkan, saling membutuhkan. Hampir tak ada sekat yang mampu merobohkan, diantara mereka ada yang masih berjuang berduaan, ada yg sudah bertigaan (suami/istri yang memiliki satu anak), atau ada juga yang bahkan sudah dilebihkan. Kehidupan yang saling penuh ketergantungan di atas kejujuran. Suami bergantung kepada istri, istri bergantung kepada suami, dan anak-anak bergantung pada ayah ibunya. Tak ada orang lain sebagai pengganti peran sementara. Hidupnya di dedikasikan untuk berjuang. Membangun hidup di atas keridhoan. Karena adanya sebuah kewajiban.

Lelah terabaikan, istirahat berkurang, hobi tertunda, bahkan waktu makan dan mandi berlangsung dalam mode hyperlaps. Waktu kencan hanya sebatas saling menggenggam, dan tersenyum menguatkan sebelum pagi kembali menjelang. Terkadang keromantisan hanya tercipta ketika hendak tidur malam saja. Namun itu semua mampu menepis keragu-raguan di atas perjuangan. Keadaan yang melelahkan mampu teruraikan, di atas rasa saling membutuhkan, dan menghargai sebagai pasangan. Kehidupan suami istri mampu saling memberikan pundaknya, untuk menepis rasa kelelahan dalam aktivitas keseharian. Tak ada kebohongan, dan mampu saling mendengarkan. Begitulah perjuangan setiap hari, dan setiap kisah malam yang dilalui selalu berduaan, ataupun bertigaan. Itulah kerjasama yang mengasikkan, perjuangan yang tanpa membosankan. Karna semua ada dan saling menguatkan. Iya kan?

Bagi yang masih berduaan, bahagia kita adalah melihat dan menyambut kepulangan suami dari mencari nafkah di setiap harinya.  Saling berbagi kisah kehidupan ketika di waktu senggangnya. Saling mendengarkan dan menghargai di atas rasa lelah aktivitas keseharian kita. Setelah bertigaan, bahagia kita pun berubah, bergeser sedikit menjadi sebatas melihat anak-anak tumbuh dan berkembang dengan sehat dan riang. Melihat keluarga kecil yang saling merindukan. Tanpa beban perasaan yang mampu mengabaikan. Tawa anak menjadi sebuah keindahan. Bermain sejenak bersama anak-anak di tengah lelah yang kita rasakan, adalah suatu anugerah yang selalu kita inginkan. Sungguh, semua itu benar-benar butuh perjuangan. Itulah etos kehidupan, dimana mengharuskan kita untuk memulai perjuangan, secara berduaan, bertigaan, dan seterusnya, namun masih tetap berada pada satu lingkaran. Yang tak jarang membutuhkan banyak ekstra kesabaran. Agar kehidupan tercipta nyaman, tentram, dan tanpa ada paksaan. 

Bersabarlah sebentar, karena kalian tidak sendirian.. 

Banyak jutaan pasutri di dunia inipun mengalami dan banyak menginspirasi. Waktu sehari memang seolah berjalan lamban. Namun tahun berganti sedemikian cepat seolah tanpa hambatan. Perjuangan tak terasa dan tidak menjadi beban. Karena ada sikap saling menggantungkan, saling mengingatkan di atas kesetiaan yang dilabuhkan. Sehingga perjuangan itu terbangun dengan keikhlasan tanpa celaan. Sehingga dapat melahirkan kebahagiaan, meski masih berjuang berduaan, bertigaan dan masih banyak terdapat kekurangan.

"Dunia dengan akhirat ibarat seorang diantara kalian mencelupkan jarinya ke dalam lautan," begitulah Rasulullah menyatakan perumpamaan. 

Maka teruslah saling menggenggam dan menguatkan, untukmu yang kini masih berjuang berduaan, ataupun bertigaan. Dan mungkin ada sebagian masih tinggal di rumah kontrakan, namun hidup saling menggantungkan dan menjaga kesetiaan. Adalah akar yang mampu menguatkan untuk menyelam ke dalam lembah perjuangan. Karena kelak masa-masa inilah yang akan dirindukan. Masa-masa inilah yang akan menjadi sejarah perjalanan. Suara tangis dan teriakan anak kecil, tawa renyah yang begitu menggemaskan, kelak itu semua akan hilang dan tidak bisa lagi kita dengarkan. Seiring waktu kehidupan akan berlaku secara bergantian. 

Untuk kalian yang masih teguh menjaga kesetiaan dalam berjuang berduaan atau sudah bertigaan, senantiasa Allah menjaga dan melihat bagaimana hebatnya perjuangan yang kalian Ikhtiarkan. Sehingga hidup kelak bisa menghantarkan kalian hingga menuju babak final, dan mampu memenangkan perjuangan di tengah hiruk pikuknya kehidupan. Sehingga perjuangan tersebut terasa indah walau melelahkan, dan tak menjadi retak arah dalam mencapai sebuah tujuan.

Sebab hidup itu laksana kisah yang memberikan sebuah pengalaman, pelajaran yang bisa menghantarkan diri kita pada sebuah tujuan. Tujuan abadi yang membuat kebahagiaan. Bukan hanya bagi diri pribadi, tapi juga bagi orang lain yang dekat di sekitar kehidupan kita. Sampai akhirat saling bergenggaman, dua hati satu tujuan. Tanpa serpihan lain yang terasa memberatkan. Sehingga ikhlas tak perlu diucapkan. Semua berjalan dengan ketentuan Tuhan.

MasyaAllah tabarokallah, harapan yang indah bukan? Pasti itulah harapan semua orang. Berharap Allah mengindahkan dan mewujudkan semua hajat dan harapan kalian, yang sudah mampir dan membaca tulisan sederhana ini, namun di dalamnya masih banyak terdapat kekurangan.

Waallahualam, robbana faghfirlii.. dan ini hanya sekedar tulisan mengisi waktu senggang.

Ditulis untuk diri sendiri, juga sebagai pengingat diri. Karena. Biar gak baperan kalau lihat pasutri yang masih bisa nge-date dan saling menjaga komitmen kesetiaan. Meskipun mereka sudah memenangkan perjuangan dan memiliki banyak anak di kehidupan. Akan tetapi mereka sudah memenangkan setengah dari babak kehidupan.  Dunia yang menawan, dimana warganya sering bilang life must go on, or life it's going. Terima kasih buat kalian yang sudah mampir, semoga Allah menghimpun keberkahan di dalam semua kisah pernikahan.

Komentar

  1. Perjuangan itu sudah saya rasakan, sekarang bukan lagi bertiga tetapi berlima ...smg saya dan suami bisa trs saling menjaga komitmen/kesetiaan hingga akhir hayat. Smg ada penjagaan Allah dlm rumah tangga ini, shg bisa mjd satu2nya pasangan dunia akhirat. Aamiin��

    BalasHapus
  2. Ketika menjalaninya dg saling percaya, saling menghargai, dan menjaga kejujuran diantara keduanya, insyaAllah akan ada keindahan setelahnya. Karena Allah bersama mereka yang sabar

    BalasHapus
  3. MasyaAllah, barokallah.. terima kasih sudah diingatkan mba. Semoga saya bisa menjadi suami dan ayah yang bisa menjaga janji dan komitmen itu hingga menua bersama. Sehidup sesurga��

    BalasHapus
    Balasan
    1. InsyaAllah dg ikhtiar krn Allah, pasti dibuat jadi bisa sama Allah. Smg sakinnah hingga jannah-Nya😊

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan