Manusia Dan Konsep Takdirnya

Tidak semua setiap pertemuan itu dapat dimenangkan. Akan tetapi, setidaknya manusia itu sudah merasakan bagaimana indahnya sebuah perjuangan. Sepenggal kata ikhlas dan sabar, itu merupakan dua hal yang harus diperbesar. Dua hal yang harus kita belajar, walau sulit untuk berakar. Sebab jika tidak, maka bersiap-siaplah Allah akan melempar manusia ke dalam jurang nista yang lebar.

Di dunia ini, ada satu hal yang harus diingat. Bahwa sekuat dan sehebat apapun manusia itu, tidak ada seorangpun yang mampu melawan takdir-Nya. Semua sudah terkonsep dengan rapihnya. Allah sudah menentukan dengan palu sidang-Nya, sebuah ketetapan hidup perjalanan setiap manusia. Apalah mau dikata, apalah daya kita. Kita hanya manusia yang bisa berencana, ikhtiar dan berdoa. Namun, Allah penentu jalan akhirnya. 

Jika Allah berkendak atas takdir kita, cukup saja dengan; "Kun fayakun" maka terjadilah, apa yang menjadi ketetapan-Nya. Semua itu akan terjadi, tanpa harus selaras dan mengikuti kehendak perencanaan hidup manusia. Dan kisah cerita beserta alurnya, bersiap menari untuk mengisi perjalanan hidup kita. Datangnya takdir Allah itu, tidak bisa manusia melawannya. Apalagi jika itu ada hak patennya, langsung bertanda tangan dari Sang Maha Pencipta.

Percaya atau tidaknya tentang konsep takdir dalam kehidupan manusia, namun semua bisa kita rasa. Terlepas ingat atau tidaknya perjanjian manusia kepada Tuhannya. Tentang bagaimana seorang manusia harus berjalan, guna menyusuri jalan takdir yang telah menjadi ketetapan-Nya. Sebuah ketetapan yang diukir lewat perjanjian yang dibuat jauh sebelum manusia itu dilahirkan ke alam dunia. Sebuah perjanjian yang dibuat dengan hati rela. Dan ikhlas menerimanya. Akan tetapi,  manusia menjadi lupa setelah ia hidup dewasa, dan mampu berjalan menapaki setiap lorong kehidupan di alam dunia. Yang mana perjanjian itu telah disetujui, disepakati secara langsung, dan ditanda tangani sendiri oleh manusia di hadapan Penciptanya.

Bagaimanapun perjalanan cerita manusia itu, jika sudah menjadi bagian dari takdir kehidupannya, maka ia tetap akan menyinggahinya. Mau sekeras apapun manusia itu mencoba menepis dan menghindarinya. Walaupun ada perasaan tak suka dan tak rela, namun Allah lebih mengetahui bagaimana yang terbaik untuk perjalanan hidup kita. Meskipun Allah telah memperlihatkan tanda-tanda kebesaran firman-Nya di tengah perjalanan, jika kata Allah itu adalah takdir milik si A, maka Allah akan terus meloloskan perjalanannya. Allah akan tetap membuat manusia itu sampai kepada takdir yang menjadi bagian dari hidupnya. Entah bagaimana dan seperti apapun itu bentuk ketetapannya. Entah itu sebuah kegembiraan atau kesedihan di dalamnya. Entah itu perjalanan yang penuh dengan kemudahan atau kesulitan yang menjelma. Semua pasti akan mampir tanpa aba-aba terlebih dahulu di depannya, bahkan tanpa ada seorang manusia pun yang dapat menghalangi-halanginya. Karena disini pena Allah yang menjadi penentunya. Semua sudah terkonsep secara merata di dalam Lauful Mahfuz-Nya, lengkap dengan segala catatan hitam putih di dalamnya.

“… Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi”

Jadi tak perlu asal bicara. Bukan semata-mata karena manusianya yang bodoh, bukan pula manusianya yang tidak mau berikhtiar ataupun tak mau menghindar. Justru kita sebagai manusia yang hendaknya belajar, untuk memahami tentang bagaimana konsep takdirnya yang telah Allah tetapkan. Sehingga kita bisa mengetahui mana kedatangannya yang merupakan sebuah takdir, dan mana yang datangnya berasal dari kebodohan dan diakibatkan karena kesalahan dalam tindakan. Agar hati tidak menjadi kacau balau, agar badan tidak lama meronta lunglai, dan agar jiwa tidak melulu sedih berkepanjangan. 

foto by instragram

Karena takdir yang telah Allah tetapkan untuk setiap manusia, adalah  sebuah sebutan atas pengetahuan Allah Swt yang meliputi seluruh alam. Jauh sebelum kejadian adanya takdir tersebut ditetapkan, Allah sudah lebih dahulu mengukur sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia yang hidup di alam dunia. Dimana keberadaan takdir itu sendiri merupakan konsep hidup dalam rukun iman keenam, yang menjadikan dasar berpegangnya kaum muslimin, dan menjadi pondasi dalam kepercayaan beragama. Takdir adalah kadar dan ukuran, yakni ukuran batasan kemampuan yang diberikan Allah kepada manusia, dalam menjalani proses kehidupannya selama hidup di dunia, sebagai bentuk kasih sayang Allah kepada makhluknya. Jadi, marilah kita berpositif diri di atas segala takdir yang telah Allah tetapkan untuk perjalanan hidup kita. 

Berbahagialah hidup bersama kasih sayang-Nya. Sebab tidak ada satupun takdir-Nya yang sia-sia, dan membawa kesengsaraan lahir dan batin secara abadi di dalamnya. Yakinlah, akan pertolongan dan kemudahan dari-Nya. Sudah cukup, sekarang berhenti menyalah-nyalahkan takdir, apapun bentuknya hadapi saja setiap takdir itu dengan senyuman lebar. Dan berprasangka baik kepada yang telah menetapkannya. Sebab di dunia ini, kita bisa saja memesan buah pir sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, kita tidak bisa memesan takdir kepada-Nya. Jadi wahai engkau manusia, persiapkanlah diri dengan iman yang membanjir, sebab takdir selalu mempunyai cara yang tak terduga, agar terlihat mengejutkan kehadirannya di hadapan kita. 

....dan salam kebaikan untuk kita semua.
Collab with Kinara🤗

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan