Jika Hidup Berwarna

Hidup itu tak seringan kata-kata. Penuh intrik dan sandiwara, karna sifatnya yang fana. Percaya tidak percaya, tapi itulah faktanya. Allah menciptakan dunia penuh dengan keindahan yang nyata. Dan mampu membuat lena manusia, bagi siapa saja yang mengagungkannya. Seyogyanya hidup itu berjalan di atas pilihan.  Yang di dalamnya Allah membentangkan hanya 2 jalan. Yaitu ketaqwaan dan kedzoliman, kebaikan dan keburukan, kanan dan kiri, kemarau dan hujan, hitam dan putih, siang dan malam. Apa maksudnya? Agar kita tidak bingung untuk menentukan arah dalam kehidupan yang kita jalankan. Karena hidup bukan sekedar dongeng khayalan, yang ceritanya indah namun masanya akan usai jika episodenya selesai, tanpa ada kelanjutan. Tapi hidup itu sebuah warna yang kerap berganti alurnya. Hingga masa dunia ini dianggap selesai, dan akan berganti dengan alam kubur yang sangat panjang. Dan disitulah sebenarnya masa kehidupan kita dimulai. Mengapa Allah memberikan warna dalam kehidupan, untuk apa? Untuk kita belajar bagaimana caranya bertahan, dan mensyukuri setiap kejadian. Karna semua alur, bukan terjadi tanpa perencanaan. 

"....dan ketahuilah bahwa ada sebuah perjanjian sebelum engkau dilahirkan, tatkala masih dalam buaian kandungan. Allah berbicara kepadamu, tentang sebuah perjalanan. Sebelum engkau dilahirkan dan kemudian dihidupkan. Semua tersusun rapi dalam perencanaan. Dan termaktub dalam sebuah kesepakatan, antara dirimu dan Allah Yang Maha Menciptakan".


Allah yang mewarnai hidup, dengan warna yang berlainan. Hanya untuk melihat, arah manakah  yang akan diambil untuk menentukan sebuah jalan.  Ya sebuah jalan, untuk kita melanjutkan perjalanan. Perjalanan dunia yang sebenarnya penuh dengan ujian. Dimana Allah persiapkan semuanya dengan kadar kesanggupan, sesuai dengan satu warna yang telah ditetapkan. Itulah ujian. Yang akan terselubung di dalam sebuah pilihan warna. Akan ada yang diuji dengan kemiskinan, kekayaan, keluarga, orangtua, mertua, percintaan, kesehatan, akademis, dan lain sebagainya. Tidak ada satupun, manusia yang hidup tanpa ujian. Dan tanpa warna yang Allah berikan. Allah telah menetapkan satu warna dalam hidup kita, jauh sebelum kita di lahirkan. Tapi ingat, jangan pilih satu warna itu karena keangkuhan apalagi kesombongan. Karena itu sebuah kesalahan.

Jika hanya ada satu warna pilihan saja untuk kita, namun kenapa yang dirasakan bahwa warna kehidupan itu tidak selalu putih atau keemasan terang benderang. Ada juga terkadang hitam kelam abu pucat, dan merah bersemangat? Padahal katanya Allah hanya menetapkan satu warna kehidupan yang menjadi sebuah pilihan. Apa yang menyebabkan demikian? Percayalah, sunnatullahnya warna kehidupan itu tidaklah pernah berubah. Kehidupan tetap berada dalam satu warna pilihan. Yang berubah itu hanyalah cara pandang kita, menanggapi dan menghadapi kedatangannya. Yang berganti itu adalah suasana hati kita. Yang sering kali berbolak-balik keberadaannya. Hati kita yang sering berubah warna, yang kerap melahirkan perubahan sikap pula. Jika warnanya berubah indah, maka akan indah pula perubahan sikap yang terjadi. Sebaliknya jika warnanya buruk, maka efeknya akan buruk pula.

Lain halnya jika hati kita bisa konsisten tetap berada pada satu warna, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita tidak akan menjadikan sikap kita mengubah warnanya. Perubahan situasi lingkungan yang biasa, menyenangkan, kemudian jadi menjengkelkan, tidak akan berpengaruh apa-apa. Walaupun susah senang, sedih dan gembira. Perubahan warna hati tidak akan lama, hanya akan bersifat sementara, dan sebentar saja, tidak berkelanjutan di dalamnya. Sebab warna hatinya tengah dihiasi warna ketaqwaan di dalamnya, sehingga ikhlas dan ridho menghiasinya. Bahkan pada sebagian mukmin, musibah justru membahagiakan bagi mereka. Subhanallah. Sebaliknya, lingkungan dan fasilitas hidup yang mewah dan serba komplit, akan terasa hambar (bahkan bisa terasa menyiksa) jika warna di hati adalah warna kegelapan akibat maksiat adanya.

Sebab ketika diri berusaha selalu belajar ikhlas dalam menerima semua takdir yg mjd ketetapan-Nya, maka sabar akan senantiasa selalu mengiringi di dalamnya. Karna ikhlas itu sudah pasti bersanding dengan kesabaran. Sebaliknya, sabar belum tentu bisa bersanding dengan keikhlasan. Apapun warna yang Allah berikan dalam perjalanan hidup kita, sesungguhnya Allah ingin menjadikan diri kita menjadi kuat. Juga karna sebenarnya Allah sangat cemburu kepada kita. Allah tidak ingin kita berpaling dari-Nya, dan agar diri selalu hadir bertengadah di hadapan-Nya. Allah tidak ingin cinta kita kepada dunia, melebihi cinta kepada-Nya. Apapun cerita kehidupan kita, cukuplah fokus hanya untuk tumbuh di atas cinta-Nya. Biarlah Allah melukis warna kita semaunya. Krn Dia Yang Maha Tahu, seberapa tangguh dan kuatnya diri kita. Ingatlah ini, ibarat noda perjalanan dunia ini hanya setitik saja. Keberadaannya tidaklah seluas alam sesudahnya. 

Lantas, bagaimana cara kita menggapainya agar diri kita tidak menjadi berubah warna? Jawabannya sederhana saja, bersikaplah jujur dan tanamkanlah perasaan bahwa segala tindakan kita selalu diawasi-Nya. Sehingga sifat wara' (takut) itu tumbuh di dalam hati dan jiwa kita. Karna ada Allah yang selalu melihatnya. Dimana itu semua butuh kesungguhan, mujahadah, dan doa. Dan yang kita butuhkan sebenarnya hanyalah dua; yaitu ilmu dan amal. Ilmu yang bersumber dari Al-quran dan sunnah-Nya. Agar kita bisa mengatasinya. Karna ujian akan terus berlangsung keadaannya, selama jiwa masih hidup dan kaki masih berjalan di dunia. Sebab yang kita anggap buruk bagi kita, belumlah tentu buruk. Boleh jadi sebaliknya. Dan itulah cara Allah untuk mengetahui seperti apa warna hidup kita sebenarnya.

Dan jika hidup kita berwarna, maka sadarkah kita siapa yang telah mewarnai hidup kita?
Dan jika hidup kita berwarna, maka sadarkah kita siapa yang mencerahkan warna hidup kita?
Dan jika hidup kita berwarna, maka sadarkah kita apa tujuan warna hidup kita?

Renungkan dan jawab sendiri dengan hati kita. Apakah sebenarnya warna yang sudah tertanam dalam diri kita? Semoga saja ya, selalu putih cerah dan penuh berkah. Tanamlah adab dan akhlak yang baik, pilihlah warna positif sebagai sahabat pengembaraan kita selama hidup di dunia. Agar kita tidak terjebak oleh pilihan warna yang menggelapkan perjalanan hidup kita. Sehingga menjadikan kita rugi, dan jauh dari pandangan mata-Nya. Mau Allah susah mencari kehadiran kita? Tentu tidak kan ya. Inginnya Allah selalu mudah menemukan kehadiran kita. Sehingga kita menjadi jiwa yang selalu dirindukan-Nya.

Waallahualam bisawab, fastabiqul khoirot ya.
Faghfirlii🤲

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan