Menulislah, dan Ambil Manfaat

Writing is healing, sering sekali kita membaca dan mendengar kata-kata itu. Ya, benar. Bahwa menulis bukanlah hanya sekedar untuk ketrampilan semata, melainkan menulis juga sangat menyehatkan untuk jiwa dan tubuh kita. Kenapa bisa?? Ya, bisa. Bahkan sangat bisa. Karna dengan menulis, kita bisa melatih otak kiri dan otak kanan secara bersamaan. Bisa menghilangkan stress berkepanjangan. Tapi sayang, tidak semua orang suka menulis. Padahal kegiatan menulis memiliki efek yang luar biasa bagi seseorang. Sama halnya dengan kegiatan membaca. Selain manfaat yang kita dapat. Kitapun bisa meningkatkan daya ingat. Sehingga otak terus produktif, dan membuat sel-sel baik dalam otak terus bergerak.

Menulis merupakan jalan sederhana untuk kita bisa mengaktualisasikan diri. Pilihannya adalah lebih kepada manfaat, selain hobi yang mengikat. Dan hobi itu sudah mengikat sejak di bangku kuliah. Karena menulis menurut saya merupakan kegiatan yang paling ringan, bahkan santai. Bisa dikerjakan kapan saja, dan dimana saja. Menulis bagi saya adalah seni, yang memberikan saya pelajaran banyak hal. Hobi yang satu ini sepertinya sulit untuk ditinggalkan. Apalagi jika harus move on. Ah, rasanya saya harus kembali berpikir panjang. Mau tahu kenapa? Karena dengan memiliki hobi menulis tanpa disadari atau tidak, konon katanya menulis bisa membuat awet muda, karena otak diajak terus berfikir, sehingga kita terus menstimulasikan otak untuk menghindari penyakit lupa atau kepikunan. Dengan menulis tanpa disadari mau tidak mau, kita pun sudah terjun pada dunia baca setiap kali tulisan itu diluncurkan. Pastinya setelah kita mengarang bebas sebuah opini, artikel ataupun cerita, hati kita akan tergerak untuk mengeditnya terlebih dahulu, sebelum semuanya kita anggap layak untuk dilayangkan ke udara. Dari situlah, kita pasti akan mengulang kembali membacanya.

Menurut saya, menulis bukan saja kegiatan yang mampu membawa manfaat secara pribadi. Akan tetapi juga membawa manfaat bagi siapa saja yang melihat dan membacanya. Oleh karenanya, menulislah dalam kebaikan. Agar manfaatnya bisa terlihat dan melingkar. Sehingga tidak hanya efek dunia saja yang kita dapat, tetapi juga ada tabungan akhirat. Namun, tidak semua orang bisa menulis cerita atau artikel yang panjang lebar. Terkadang banyak alasan yang melatarbelakanginya. Ada yang dengan rasa malas, ada pula yang bingung hendak memulai tulisan dari mana. Sulit menentukan tema dan sebagainya, hingga keterbatasan waktu pun ikut andil menjadi alasan berikutnya. Itulah kadang manusia, belum juga kita mencoba sudah patah arah dan pasrah. Padahal kegiatan menulis itu bisa dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja. Tidak perlu memakai rangkaian kata yang begitu penuh pesona, tidak juga dengan keindahan yang memaksakan keindahan mata. Dengan kata sederhana saja, padahal sudah cukup bisa membuat rona, kita bisa merangkainya dengan leluasa. Tak perlu yang panjang lebar, yang terpenting isi otak terurai. Manfaatnya kita dapat. Dan keyakinan saya, semua orang pada hakikatnya pandai menulis. Hanya saja masalahnya ada pada kemauannya untuk mencoba.

Apalagi bagi kita yang seringkali berselancar di sosial media, pastinya tangan kita sering update status sana sini kan ya? Nah itu dia, walau singkat, walau sedikit, walau tak mengikat, tanpa sadar kita sudah menulis dan merangkai kata untuk dilihat. Namun sekarang yang menjadi pertanyaannya, apa yang kita tulis dan bagaimana manfaatnya bisakah kita lihat? Walau hanya satu kalimat, menulislah. Tapi jangan lupa akan manfaat. Bentuklah sebuah tulisan yang mampu mengikat. Mengikat kebaikan untuk dibaca dan dilihat. 

Tahu tidak.. selain manfaat kesehatan yang kita dapatkan, dengan menulis sebenarnya kita juga sudah membentuk sebuah interaksi kepada orang lain lewat hasil tulisan tersebut. Interaksi yang bagaimana? Tentu saja interaksi sharing keilmuan dan informasi diantara keduanya, penulis dan pembaca. Sehingga tak jarang, akan terjalin komunikasi di dalamnya. Yang berujung pada kata silaturahmi, walau hanya lewat sosial media.  

Yang jelas, menulislah apa saja yang kita suka. Rangkai kata dengan mencoba. Luangkan waktu walau hanya sejenak saja. Walau hanya baru satu kalimat yang kita bisa. Yang terpenting ada buah manfaat di dalamnya. Jangan juga menjadikan cerita lebay di dalamnya, apalagi galau-galauan yang tak karuan isinya. Menulislah sekarang juga. Gali dan produktif kan kembali sel-sel baik dalam otak kita. Saatnya kita mengembangkan diri, mengupgrade diri. Gak harus bergelar sarjana. Gak harus pake lulusan luar negeri katanya. Cukup tanam saja otak kita, dengan sebuah memori yang berisi aplikasi yang mampu menginspirasi. Siapkan buku dan pena di meja. Apalagi kini adalah zamannya media sosial/online juga, jadi bijaklah dalam penggunaannya. Itu yang amat penting sekali.

Pada akhirnya antara tulisan dan sosial media, semua itu haruslah bermuara pada manfaat. Sebab sebuah media dibuat untuk memberikan ruang untuk kita berbagi manfaat. Dan semua itu tentu saja bisa kita dapat, jika kita membaca dan menulis sesuatu yang membawa kepada makrifat. Jangan marah, jangan mengeluh, jangan juga curhat, di sosial media yang kapan2 bisa menjerat atas apa yang kita buat. Perhatikan juga, bahwa kita punya Undang2 ITE yang kapan saja siap menangkap kita dengan jerat. Jika apa yang kita tulis dianggap membuat sekarat. Ah, kalian semua sudah hebat. Pasti tahu tentang semua sebab akibat. Menulislah dan mulailah belajar menggali manfaat. Karna sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat. Dan menulis, adalah sarana dan tempat yang paling tepat. Sederhana tapi terkadang bisa langsung menyentuh hati bagi siapa saja yang membacanya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan