Pesona Dunia Dan Segala Isinya

Dunia begitu mempesona, semua yang tertata terlihat begitu eloknya. Hamparan pasir di lautan yang putih, sampai hijaunya pegunungan yang menakjubkan mata. Semua menyuguhkan keindahan cerita dengan sendirinya. Seolah-olah semua hidup, dan mampu diajak bicara. Berbagai macam kisah dengan dialognya yang membahana, menghiasi setiap pandangan mata manusia yang hidup di dalamnya. Pesona dunia, dimana isinya penuh dengan segala keindahan lukisan Sang Pencipta. Ada lukisan yang bercerita tentang tawa dan tangis, ada yang bercerita tentang manusia bermuram durja, dan juga tentang segala indahnya keceriaan alam raya. Semua terlukis dengan beraneka macam warna-warni yang begitu mempesona. Dunia dijadikan indah ke dalam pandangan mata manusia, namun terkadang penuh jalan berliku di atasnya. Sebagai manusia kita hanya mampu menatapnya, dan bermain peran di atas singgasananya. Dengan keimanan dan juga keilmuan yang kita punya.  

Indah nuansa warna dunia, pesonanya terkadang membuat hati kita menjadi merah muda. Namun tak jarang nuansa warnanya pun membuat hati kita menjadi abu-abu tua, bahkan hitam hingga jingga.  Pekatnya dunia selalu mewarnai hari-hari, ceritanya selalu saja lengkap dan ada untuk kita dinikmati. Beraneka cerita beserta alurnya, Allah telah siapkan untuk manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Ada yang terlena oleh pesonanya, ada yang terbuai oleh alunan syairnya, ada pula yang terlelap oleh gemerlapnya. Itulah dunia dengan segala keelokan dan daya pikatnya. Dunia telah meiupkan angin sepoi-sepoinya di kedua kelopak mata. Sehingga terkadang membuat sebagian dari kita tertidur dengan pulasnya. Semerbak wanginya, terkadang juga membawa sebagian manusia pada sifat tamak pada dunia. Yang tak lagi menghiraukan aturan Tuhannya, yang menciptakan segala keindahan alam raya. Terabaikan segala yang diperintahkan-Nya, karena semata-mata nafsu dunia telah mengusai dirinya. Itulah manusia yang tidak pandai bersyukur di atas pesona dunia yang ada. Tanpa tersadar, dirinya telah dijadikannya budak oleh dunia. Na’udzubillah, semoga kita tidak termasuk di dalamnya.

Sesungguhnya pesona dunia dengan segala isinya ini bisa membawa manfaat, namun bisa juga membawa bencana. Berhati-hatilah ketika memijakkan kaki di dunia, agar tubuh tidak terlena oleh pesonanya yang indah namun hanya bersifat sementara. Bagi manusia yang pandai bersyukur kepada Tuhan-nya, dunia hanyalah tempat persinggahan untuk menuju jalan kehidupan yang sesungguhnya. Bukan menjadi segala-galanya. Semerbak keharuman dunia tidak lantas menjadikannya lebih mencintai dunia. Segala pesonanya tidak lantas melenakan mata. Justru segala pesonanya, membawanya semakin dekat kepada yang menciptakannya. Tidak membuatnya terbuai dan tertidur pulas di dalamnya. Apalagi sampai mengabaikan perintah Tuhan-nya di atas kesibukan dunia yang ada. Sungguh tidak pantas bagi kita untuk berleha-leha, apalagi sampai mengabaikan segala ingin-Nya. Karena kita harus menyadari bahwa Allah lah yang telah menciptakan dunia dengan segala peristiwa dan keindahan pesona di dalamnya. Hidup ini laksana seperti matematika, yang banyak perhitungannya, yang penuh dengan rumus aritmatika dan logaritma. Yang butuh kehati-hatian dan ketelitian di dalam memasukkan rumus ke dalam perhitungannya. Jangan sampai salah meletakkannya. Karena jika sampai salah meletakkan rumus saja, maka hasil akhirnya akan menjadi kurang atau kelebihan jawabannya. Atau bahkan sama sekali kita tidak akan menemukan hasil jawaban yang mendekati kebenaran di dalamnya. Sehingga yang tampak indah sebelumnya, lama-kelamaan mampu memberikan hasil akhir yang tidak mengindahkan pandangan mata. Karena kesalahan kita dalam menentukan rumusnya. Ini bukan hanya cerita, tapi adalah nyata. Kita tidak bisa memungkirinya, jika sedikit saja kita terbuai dan terlena didalamnya, maka bersiaplah perlahan-lahan dunia akan mengancam kita dengan segala keburukannya.

Begitulah dunia, hingar bingarnya telah banyak membuat mata manusia terlelap di atas keindahannya. Dari yang katanya modernisasi, emansipasi, bordeless word, sampai ghazul fikri telah ikut semarak mewarnainya. Kesemuanya mampu membuat sebagian penghuninya tertawa dengan renyahnya, karena menganggap itu semua sebagai suatu perubahan yang mengantarkan mereka pada kesempurnaan jalan dalam kehidupannya. Dan sebagai simbol kebebasan atas dirinya. Lihat saja di sekeliling kita, mulai kita temui ada anak muda yang sudah mulai sedikit berkurang rasa sopannya kepada orang yang lebih tua. Tawuran antara anak sekolah terjadi dimana-mana. Tontonan televisi yang kurang mendidik acaranya. Seragamnya saja SD, SMP, dan SMA, namun isi di dalamnya 90% kebanyakan drama percintaan saja. Yang terlihat ceritanya berlebihan dan terkesan mengada-ada. Sehingga pergaulan bebaspun kini tak luput dari sorotan mata dunia. Zina sudah dianggap biasa, akibatnya married by accident jadi hal lumrah di mata manusia.

Andaikan saja seluruh penghuni dunia itu tahu jika dunia dan segala pesonanya ini hanya fatamorgana dan tidak kekal, mungkin kita tidak akan terlena di dalam kebebasannya. Andaikan saja seluruh penghuni dunia tahu, jika satu hari di dunia ini sesungguhnya seribu hari di alam akhirat sana, mungkin manusia tidak akan terlena dan terlelap dalam tidur panjangnya. Jika saja seluruh penghuni dunia tahu dan mampu menyadari akan semua hal itu, kita pasti akan segera bangkit untuk memperbaiki diri. Dan bersegera memenuhi sanubari dengan keindahan iman dan ilmu agama yang mempuni. 

Itulah dunia dengan segala pesonanya, tak jarang keberadaannya telah memalingkan muka penghuninya. Budaya barat sampai eropa, menjadi asupan bagi manusia yang terbuai oleh nyanyian dunia yang fana. Berlimpah ruah segala gejala yang dibawa, dengan keindahan yang penuh tipu daya, sampai-sampai mampu melenakan hati pengemudinya. Iman tak lagi dijaga di dalamnya, bahkan moral terkadang menjadi ancaman manusia. Mereka palingkan muka terhadap perintah agama, pelanggaran terhadap kaidah sosial sampai dosa kecil hingga besar dianggapnya biasa. Entahlah, ini berita atau suatu bencana kelihatannya. Hanya satu hal yang mampu membawa keselamatan di dalamnya, yaitu manusia yang mampu berjalan di pelataran dunia dengan kemantapan iman dalam jiwanya. Manusia yang mampu melawan segala hingar bingar dunia dengan agama yang terpatri kuat di dalam qolbunya. Manusia yang mampu mengokohkan pondasi keislaman di dalam tubuhnya. Dan manusia yang takut akan azab Tuhannya. Wahai manusia para penghuni mewangi dunia, mari kita sama-sama belajar memperbaiki diri, sebelum dunia menenggelamkan kita ke dalam keganasan gelombangnya. Agar diri kita tidak terjerumus oleh keelokan dunia yang tak bertepi. Sebab dunia bercerita dengan kegarangannya, diiringi oleh segala pesona yang menghiasai pandangan mata. Hanya dengan membangun kedekatan diri kepada Sang Maha Pencipta, kita mampu mengendalikan dunia dan segala isinya. Dan secara pribadi diri inipun mengakui bahwa semua yang ada tak seindah pandangan mata, di kala dunia berkata bahwa sang penulis pun tak luput dari dosa. Kepada Allah sajalah semua bermuara, karena pengampunannya yang selalu ada. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan