🌹Prinsip Dan Pandangan Hidup🍂

Bismillahirrahmanirrahim

Selamat pagi para pembaca yang baik hati, semoga semangat baikmu senantiasa mengiringi. Walau hujan rintik belum jua bertepi. Namun kesejukan udaranya membuat kita mensyukuri atas segala yang hadir saat ini. Jangan harap ada cinta hari ini, jika hati kita masih penuh dengan prasangka dan sakit hati. Yuk kita jemput bahagia kita dengan berpositif diri? Dengan prinsip dan pandangan hidup yang kita miliki. Sebab prinsip dan pandangan hidup itu kelak yang akan menentukan siapa sebenarnya diri kita selama ini. Sesungguhnya bahagia itu menanti, menunggu diri kita berlari. Bagaimana kita mampu menjalani setiap proses kehidupan yang Allah beri tanpa basa basi, dengan prinsip dan pandangan hidup yang baik guna menjalani setiap langkah demi langkah kehidupan kita saat ini. Ukurlah kebahagiaan itu dengan cara paling sederhana sekali. Ukurlah ia dengan prinsip dan pandangan hidup, yang membuat jiwa kita tak bertepi, pada kebaikan yang hakiki terhadap apa yang telah menjadi pijakan kaki. 

Setiap manusia memiliki prinsip dan cara pandang yang berbeda hari ini, dalam mengukur kebahagiaan yang sedang menyelimuti. Karena yang paling mempengaruhi seseorang dalam mengukur kebahagiaan, adalah prinsip dan pandangan hidup yang dipijakinya. 

Bagi seorang Muslim, kebahagiaan tidak selalu berupa kemewahan dan keberlimpahan materi duniawi. Ada yang bilang bahagia itu sesungguhnya diri kitalah yang cipta. Sebab bahagia itu terletak ada pada pijakan dan genggaman kita. Kuncinya jangan pernah mengukur pakaian kita dengan pakaian orang lain. Karena bahagia itu sebenarnya sederhana, cukup dengan tips sederhana pula. Seperti tips-tips di bawah ini:

🍂 Pandai bersyukur

🍂Jangan selalu melihat ke atas, utk urusan dunia

🍂 Hidup sederhana

🍂 Keep positive, selalu berprasangka baik kpd Allah

🍂 Merasa cukup dengan apa yang Allah berikan

Percayalah, tidak ada kehidupan yang sempurna. Apalagi paling sempurna. Yang ada hanyalah, kehidupan yang mampu menerima dengan lapang dada di atas segala kekurangan kita. Jangan lupa untuk belajar bahagia, ucapkan terima kasih pada diri kita. Yang telah tanpa lelah selalu mengikuti dan mengerti kemana harus kaki melangkah. Karna diri kita sudah menjadi mukmin yang kuat, sehingga kita mampu tersenyum bahagia meskipun sandiwara dunia mengacaukan perjalanan kehidupan dengan hebat. Bersyukur dan tersenyumlah,  sebab diri kita sudah bisa memaknai apa arti bahagia secara paripurna menurut kacamata-Nya. Sehingga membawa diri kita bisa memahami, bahwa cinta Allah kepada kita ternyata tak bertepi dan selalu setia. Maka nikmat Allah yang mana lagikah yang engkau dustakan hari ini? 

Tetaplah pada prinsip dan pandangan hidup yang bisa menguatkan pijakan kaki. Bahwa bahagia itu bukan soal mimpi. Bukan pula soal eloknya dunia kita saat ini. Akan tetapi, soal bagaimana kita memaknai perjalanan hidup yang mendatangi. Bisakah kita memperlakukan semua kisah yang ditulis-Nya dengan baik hati. Sekalipun keadaannya melukai. Namun diri kita tetap mampu berdiri tegak tanpa mencaci maki, dan memberi prasangka buruk ketetapan Ilahi.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.” (Surah al-Qashash: 77).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan