🌺Kehilangan Sayap (Berbakti kepada Ibu/Orang tua yang telah meninggal dunia)

Tadinya aku berharap, bisa mengatakan kehilangan seorang ibu itu menjadi lebih mudah. Tetapi pada kenyataannya, tidak! Tidak sama sekali! Sekalipun hari ini, aku sudah memiliki keluarga sendiri. Faktanya, tak bisa! Aku masih saja merindukannya  dan berkhayal cintanya setiap hari.

Kehilangan ibu adalah sebuah kehampaan, menjadi perih yang sangat tak terperi. Bak sayap yang patah, menjadi kehilangan sayap sebelah. Ku kira, aku akan mudah menepis semua kenangan. Tapi nyatanya, aku tidak bisa! Justru kerinduanku semakin dlm tertawan

Kematian adalah satu hal yang keberadaannya paling dekat dengan diri manusia. Kematian tidak mengenal waktu, hari, ataupun bulan. Bahkan usia manusia itu sendiri. Hadirnya bisa kapan saja dan dimana saja. Tak peduli ia masih belia, anak-anak atau sudah tua, maupun seorang bayi. Tak ada manusia yang bisa menghalangi, jika giliran itu telah tiba menghampiri. Siap-siap suatu hari nanti, akan ada dan tiba giliran diri kita yang akan menemui. Lantas sudah sampai manakah persiapan diri kita hingga hari ini?

Ah, semoga saja Allah memudahkan diri kita untuk senantiasa berjalan di atas titah-Nya. Sehingga tertancap dengan sempurna, bahwa akhirat adalah orientasi tujuan hidup kita di dunia. Agar diri kita memiliki persiapan bekal, guna kelak menuju alam baka-Nya.

Setiap harinya, kematian demi kematian itu silih berganti di sekitar lingkungan hidup kita. Mulai dari orang yang tercinta, hingga alim ulama. Bagaimana rasanya, jika yang hilang karena kematian itu adalah orangtua kita? Ibu atau ayah misalnya, atau bahkan keduanya. Mereka, orang yang paling kita cintai keberadaannya di dunia. Tentulah hilang sudah, doa-doa mustajab dari mereka untuk diri kita. Sebab mereka adalah penyambung tangan Allah, dimana ridho mereka adalah ridhonya Allah juga.

Apalagi ibu. Kehilangan dirinya, rasanya adalah patah hati terbesar dan terdalam. Sebab keberadaan seorang ibu adalah kenyamanan universal bagi setiap anak. Kehadirannya, sentuhannya, dan cinta ibu tidak pernah bersyarat serta tak terukur. Jika ibu kita sudah meninggal, kita pasti merindukan semua kenangan dan waktu yang dihabiskan bersamanya. Patah semangat, itu pasti ada. Kehilangan Sayap rasanya. Sampai kapanpun, kita akan sulit melupakan. Sebab cintanya yang tak berkesudahan, sudah sangat melekat tanpa karat.

Bagi kita yang memiliki orang tua yang masih hidup, tentunya sangatlah bersyukur. Karena akan menjadikan jalan kita jauh lebih mudah untuk berbakti kepadanya. Dan kita masih bisa dengan indah, merasakan doa-doa mustajab yang berasal dari mulut mereka. Lantas bagaimana jika ibu atau orang tua kita sudah meninggal dunia? Sementara hasrat kita masih ingin bisa berbakti padanya, membahagiakannya walau hanya lewat cara yang sederhana. 

Subhanallah ya, tak bisa mengelak kita dari rasa sedihnya. Tak bisa berlari kita dari rasa merindunya. Tapi apalah daya, Allah sudah kembali mengambil apa yang menjadi miliknya. Akan tetapi, Allah masih menyediakan jalan terbaiknya bagi setiap anak manusia, guna berbakti kepada ibu atau orangtua yang telah meninggal dunia. 

Bagaimana caranya? Yuk, kita lihat bagaimana cara Allah mengajarkannya:

🌱Hal pertama adalah mendoakan mereka setiap hari. Sebab doa dari anak-anaknya lah yang mereka butuhkan setelah mereka berpindah ke alam baka. Seorang Alim pernah mengatakan, doa yang dipanjatkan oleh anak untuk kedua orangtuanya, akan langsung diterima oleh orangtua yang telah tiada.

🌱Bersedekah atas nama ibu/orangtua kita. Sebab pahala dari bersedekah tersebut, bisa langsung sampai kepada ibu/orangtua yang telah tiada.
🌱Merekatkan jalinan silaturahim (kekerabatan) dan silaturahmi terhadap orang-orang yang pernah dikenalnya secara baik semasa hidupnya.

🌱Meneladani dan meniru akan sifat-sifat baiknya. Karena setiap orang tua pasti selalu memiliki sifat baik yang bisa dicontoh oleh anak-anaknya. Tak heran jika ada pepatah yang mengatakan, kalau buah tak jatuh jauh dari pohonnya.

🌱Menjaga nama baik orangtua yang telah meninggal dunia, dengan cara menebar kebaikan dan ilmu yang bermanfaat. Sehingga kebaikan demi kebaikan itu bisa menjadi ladang pahala, bagi ibu atau orangtua yang telah meninggal dunia.

🌱Menepati janji orangtua dan melunasi hutang-hutangnya, jika semasa hidupnya memiliki hutang. Agar jalan ibu/orangtua yang telah meninggal akan menjadi lebih mudah dan lapang di alam kuburnya.

Itu sekelumit cara bagaimana Islam mengajarkan kepada kita, bahwa sekalipun ibu atau orangtua telah tiada, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak lagi berbakti kepada mereka.

“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah Saw, ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?” Nabi Saw menjawab, “Iya (masih tetap ada bentuk berbakti pada keduanya). (Bentuknya adalah) mendo’akan keduanya, meminta ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia, menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.” 
(HR. Abu Daud)

Selama manusia itu masih hidup, dan Allah masih memberi kita kesempatan bernafas di dunia, itulah kesempatan terbaik kita untuk berbakti pada ibu/orang tua. Sekalipun mereka telah tiada. Karena berbakti pada keduanya adalah jalan termudah untuk masuk surga. Sebab orangtua adalah pintu surga paling tengah. Dan bisa menjadi sarana terbaik bagi seorang anak untuk memasuki pintu surga-Nya.

Lantas bagaimana dengan anak wanita yang sudah menikah di masa hidupnya? Yang surga katanya sudah berganti, pada kesabaran dalam mentaati suaminya. Ketahuilah bahwa kewajiban berbakti kepada ibu atau orangtua, itu masih tetap ada bagi wanita yang sudah menikah ya. Hanya saja keberadaannya sudah berbeda. Jika anak wanita itu telah menikah, maka jalan bakti kepada ibu/orangtua memiliki batasan di dalamnya. Sebab taatmu pada suami wahai wanita, selagi taat itu bukan di luar batas agama, maka di dalamnya akan mengalir juga pahala untuk kedua orangtua kita. MasyaAllah ya. Indah sekali Islam mengajarkannya. Namun, berbeda halnya untuk anak laki-lakinya. Sebab sepanjang hidupnya, surga mereka tak pernah terganti. Surga mereka tetaplah berada pada ibu atau orangtuanya. Jadi anak laki-laki punya tanggungjawab istimewa dalam hal berbakti. Apalagi jika sudah menikah, harus bisa menyeimbangkan diantara kedua wanitanya.

Jadi jangan terlalu lama menyimpan sedih, jika kita sudah kehilangan ibu atau orangtua di perjalanan hidup kita. Bukan kita tidak cinta. Melainkan, itulah cara terbaik untuk perjalanannya. Bawa saja nama mereka selalu di dlm setiap doa dan langkah kaki kita. Bawa nama mereka dalam segala aktivitas harian kita, dengan kebaikan yang membawa aliran banyak pahala untuk ibu/orangtua kita yang telah tiada.

Tertata dan rapih sekali bagaimana Islam mengajarkannya. Mungkin saja Ibu atau orangtua kita memang sudah tiada di dunia, tetapi tidak demikian di dalam hati kita. Sebab namanya tak kan pernah hilang dan tetap selalu terukir di setiap doa dan aktivitas harian kita. 

Waallahualam bisawab.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan