Mengenal Diri Sendiri

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna. Namun pada faktanya, masih ada sebagian manusia yang tidak bisa menggunakan kesempurnaan itu secara benar. Sehingga tidak sedikit membuat manusia lena dengan kehidupan dunia semata, sehingga lupa untuk apa tujuan utama diciptakannya. Hakikatnya manusia adalah makhluk moral. Setiap anak manusia dilahirkan dalam keadaan non sosial dan non personal. Agar manusia bisa mengembangkan dirinya sesuai tahap kehidupan yang Allah berikan. Hingga manusia tumbuh menjadi individu dewasa dan memiliki lingkungan sosial, yang dalam perjalanannya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan hidup. 

Berdasarkan hal tersebut, disinilah letak titik point' kehidupan bagi manusia untuk bisa membentuk dirinya menjadi manusia yang mampu mengenal siapa dirinya. Karena dengan mengenali siapa dirinya, maka manusia mampu tumbuh menjadi manusia yang memiliki moral. Sebab nilai manusia terletak pada kepribadiannya, bukan pada pangkat, jabatan, gelar, kekayaan, kecantikan maupun ketampanannya. Pentingnya moral dalam kehidupan manusia adalah manusia tidak bisa hidup semaunya sendiri, karena di dalam kehidupan bermasyarakat terdapat berbagai aturan, sehingga seseorang akan berperilaku sesuai dengan kaidah dan norma yang benar. 

Moralitas bisa dikatakan sebagai salah satu ciri khas manusia, yang berwujud kesadaran dalam diri manusia akan tentang baik dan buruk, tentang yang boleh dilakukan dan dilarang, serta tentang yang harus dilakukan dan tidak pantas dilakukan. Dengan adanya moral yang baik, manusia akan lebih bisa menghormati satu sama lain. Dengan saling menghormati maka setiap manusia akan dapat menghargai perbedaan pendapat pada setiap individu, sehingga terjalin keselarasan dan keharmonisan. Moral dapat membentengi kita dari hal buruk. Adanya moralitas yang baik, maka manusia tersebut bisa membedakan perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk.

Selain moral, agama juga penting. Ketika manusia memiliki moral dan penanaman agama yang baik dalam dirinya, maka setiap perbuatannya akan selalu tertuju pada siapa dirinya. Dirinya sebagai Abdulloh, yaitu sebagai hamba Allah. Dengan hal tersebut, ia akan lebih mengenali siapa dirinya, dan menyadari tentang hakikat atas penciptaan dirinya. Akan timbul rasa takut akan azab Allah, ketika ia melakukan perbuatan buruk atau a moral. Sehingga semua itu menjadi tameng dalam dirinya, yang berdiri sebagai benteng pertahanan untuk selalu tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan moralitas dan agama. Yang kapan saja bisa membuatnya celaka.

Sebab kemunduran zaman bisa saja disebabkan oleh prilaku manusia-manusia yang tidak memiliki kesadaran akan kedua hal tersebut. Ditambah lagi dengan tingkat pendidikan yang rendah. Terutama dalam hal pendidikan aqidah dan agama. Atau yang sekalipun memiliki pendidikan tinggi, namun tidak diiringi dengan akhlak dan moralitas yang baik. Sebab  bergantung pada pendidikan dunia saja. Sehingga lenyap rasa tanggungjawab dalam diri, untuk menjadi pribadi yang berhati nurani. Pendidikan hanya dijadikan alas kaki, bukan pembungkus hati. Ilmu yang di dapat hanya sekedar untuk formalitas diri, guna mencapai tujuan di atas kepentingan pribadi. Tanpa diiringi dengan nilai-nilai agama yang membumi. Sebab hanya hukum dunia yang ditakuti. Dan lupa akan tujuan utama diatas penciptaan dirinya sebagai hamba Allah. Ilmu yang didapatkan tidak bisa mengubah diri, menjadi manusia yang memiliki jati diri, terlebih sebagai makhluk sosial yang berhati nurani. Ilmunya hanya menjadi sebuah tong kosong, yang tanpa arti.

Selaras dengan pernyataan Dr. Azmi Syahputra yang menyebutkan, bahwa dalam menempatkan kualitas seseorang hanya dari aspek pengetahuan dan keterampilan semata tidaklah cukup, banyak orang yang memiliki keahlian dan ketrampilan tanpa diikuti kekuatan prilaku atau karakter ternyata justru jadi risiko, orang pintar namun tidak berakhlak maka kepintarannya digunakan untuk memuaskan nafsunya, sehingga yang terjadi adalah membuat kerusakan terhadap dirinya, orang lain maupun lingkungannya.

Itulah mengapa betapa pentingnya moralitas itu ada, dan juga perlunya penanaman agama dalam diri manusia. Sebab moralitas menjadi penentu baik buruknya akhlak manusia. Agama juga menjadi tuntunan untuk manusia bisa mengenali siapa dirinya, bagaimana jati dirinya, dan apa tujuan diciptakannya. Sehingga ilmu yang di dapatkan dalam sebuah pendidikan tidak hanya seperti tong kosong. Akan tetapi, ilmunya menjadi sebuah tong berisi, yang bisa membawa dirinya menjadi pribadi yang berintegritas dan berakhlak tinggi. Di atas kesadarannya sebagai makhluk ciptaan Allah, ia tundukkan kepala dan hati berjalan di muka bumi. Dengan demikian, manusia mampu me-rem dirinya dari sifat-sifat negatif yang bersarang dalam diri. 

Adapun penanaman agama dan akhlak moralitas tersebut, penting dan harus dipupuk sejak usia dini. Agar keberadaannya mampu melekat dan mengikat hingga manusia itu tumbuh dewasa. Sehingga keberadannya mampu membawa dirinya menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia, manusia yang takut akan Tuhannya. Manusia yang mampu berjalan dalam koridor agama, akhlak dan moral, bersama ilmu yang dimilikinya. Tanpa merasa ada intimidasi. Sebab ia mampu mengenali siapa dirinya. Dan mengetahui untuk apa, tujuan dirinya diciptakan oleh Allah ke muka bumi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta Sejati

🥀Perang Melawan Diri Sendiri

🌈Melukis Pelangi Di Tengah Hujan